Para penduduk, di kota-kota besar, kota-kota kecil dan desa-desa Kashmir yang diduduki Pakistan, beberapa waktu lalu turun ke jalan sebagai bentuk protes terhadap kekurangan makanan, meroketnya inflasi dan pengenaan pajak yang berlebihan, menurut sebuah video yang dibagikan oleh aktivis Kashmir Shabir Choudhry.
Menurut situs WION, Choudhry menyuarakan keprihatinan masyarakat umum dan menyalahkan Pakistan atas protes besar yang terjadi di seluruh wilayah.
Dalam video terbaru yang dibagikannya di media sosial, Choudhry menyatakan bahwa warga PoK sedang menghadapi pelepasan beban, kerawanan pangan, inflasi yang tinggi, pengenaan pajak yang tidak masuk akal dan berbagai kekhawatiran lainnya.
Ia menambahkan bahwa orang-orang yang tinggal di PoK telah meminta bantuan dari Perdana Menteri India Narendra Modi yang memohon kepada pemimpin tersebut untuk membebaskan mereka dari pendudukan ilegal Pakistan.
"Pakistan merasa terganggu dengan hal ini namun hal yang paling mencengangkan yang pernah saya dengar adalah orang-orang yang tinggal di dekat Garis Kontrol [LoC] di PoK mengangkat slogan-slogan, 'Minta Modi untuk membebaskan kami dari pendudukan ilegal Pakistan!' dan selamatkan jiwa kami, kami sekarat karena kelaparan, silakan datang ke sini dan bantu kami,'" lapor WION mengutip pernyataan Choudhry.
Ia lebih lanjut mengecam Pakistan karena secara sistematis mengeksploitasi sumber daya di wilayah tersebut, menerapkan kebijakan yang salah dalam pemerintahan dan membiarkan korupsi merembes ke dalam sistem.
PoK awalnya merupakan bagian dari negara bagian J&K di India. Pada tahun 1947, PoK diduduki secara ilegal oleh Pakistan. Sejak itu, warga meminta intervensi internasional untuk mendapatkan kembali kebebasan mereka.
Penulis adalah seorang jurnalis senior yang tinggal di Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H