Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ilmuwan Kelahiran Kashmir Mengungkap Wawasan Terobosan mengenai Penyakit Alzheimer

7 September 2023   12:40 Diperbarui: 7 September 2023   12:48 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dr. Nawab John Dar dari Jammu dan Kashmir. | Sumber: ANI

Oleh Veeramalla Anjaiah

Dr. Nawab John Dar, seorang ilmuwan kelahiran Kashmir yang terkenal karena dedikasinya yang kuat dalam mengungkap seluk-beluk otak manusia, telah mendapatkan pengakuan internasional atas penelitian inovatifnya yang berfokus pada gangguan neurodegeneratif, khususnya penyakit Alzheimer.

Dr. Dar menggali jauh ke dalam interaksi rumit antara akumulasi zat besi, stres oksidatif dan kerusakan sel dalam perkembangan penyakit Alzheimer yang tiada henti. Penyelidikan ilmiahnya telah mengungkap peran penting yang dimainkan oleh disregulasi zat besi dalam patologi Alzheimer, berkontribusi terhadap stres oksidatif dan kerusakan sel, lapor kantor berita ANI.

Saat ini menjabat sebagai ilmuwan terkemuka di The Salk Institute di California, AS, kontribusi Dar yang luar biasa telah membuatnya mendapatkan tempat yang didambakan dalam daftar bergengsi Marquis Who's Who di Amerika dan ia baru-baru ini dinominasikan untuk anggota penuh Sigma Xi.

Didirikan pada tahun 1886, Sigma Xi memiliki sejarah yang kaya selama lebih dari satu abad. Maknanya terletak pada membina komunitas ilmuwan, mendorong standar penelitian yang ketat dan kerja sama interdisipliner, serta mengakui kontribusi luar biasa, yang semuanya telah memajukan pengetahuan ilmiah dan inovasi di berbagai bidang.

Dar menjelaskan pentingnya akumulasi zat besi pada patologi Alzheimer.

"Akumulasi zat besi telah muncul sebagai faktor penting dalam patologi Alzheimer, berkontribusi terhadap stres oksidatif dan kerusakan sel," kata Dar kepada ANI.

Penelitiannya bertujuan untuk memecahkan kode mekanisme molekuler rumit yang menghubungkan akumulasi zat besi, peroksidasi lipid dan bentuk kematian sel yang bergantung pada zat besi yang dikenal sebagai oksitosis atau ferroptosis.

Dalam menjalankan misi mulianya untuk merevolusi layanan kesehatan, khususnya di wilayah Jammu dan Kashmir, Dar mendirikan TELEPRAC, sebuah organisasi inovatif yang memanfaatkan teknologi modern untuk memastikan akses layanan kesehatan yang adil.

"TELEPRAC lebih dari sekedar konsep; ini adalah gerakan yang bertujuan untuk mendemokratisasi layanan kesehatan. Fokus kami adalah memanfaatkan telemedis untuk menjembatani kesenjangan dan memberikan bantuan medis kepada mereka yang paling membutuhkan," ujar Dar kepada ANI.

"Tujuan saya adalah untuk membawa perubahan positif yang besar dalam layanan kesehatan, memastikan bahwa setiap individu, terlepas dari lokasi geografis mereka, memiliki akses terhadap layanan medis berkualitas dan terbebas dari penderitaan."

Menurut surat kabar elektronik Kashmir Age, Dar lulus dari Council of Scientific and Industrial Research (CSIR)-Indian Institute of Integrative Medicine, Jammu, India. Ia memulai perjalanan penelitian yang berfokus pada penjelasan peran Withanolides dalam paradigma eksitotoksisitas Glutamat/NMDA.

Dr. Nawab John Dor. | Sumber: Kashmir Age
Dr. Nawab John Dor. | Sumber: Kashmir Age

Melalui penyelidikannya yang cermat, Dar membuat kemajuan signifikan dalam memahami potensi neuroprotektif dari Withanolides yang berbeda, yang secara efektif melindungi sel-sel saraf dari stres oksidatif dan berbagai pengaruh racun.

Melanjutkan upaya akademisnya, Dar mengejar Postdoctoral Fellowship transformatif di Rumah Sakit St. Boniface/Universitas Manitoba, Kanada, di bawah bimbingan Dr. Gordon Glazner.

Di Kanada, penelitian Dar didedikasikan untuk mengungkap mekanisme rumit yang mendasari neurogenesis, dengan fokus khusus pada peran protein alfa prekursor amiloid yang disekresikan. Temuan Dar menjelaskan keterkaitan antara sinyal molekuler dan regenerasi otak, menawarkan perspektif baru mengenai proses mendasar yang mengatur perkembangan otak.

Pada tahun 2019, Dar memasuki babak baru dalam pengembaraan ilmiahnya, bergabung dengan Pusat Ilmu Kesehatan Universitas Texas, San Antonio. Di sana, ia memulai penyelidikan perintis mengenai peran glutathione peroksidase 4 (GPX4) dan fenomena oksitosis/ferroptosis pada model tikus yang mengidap penyakit Alzheimer. Melalui penelitiannya, Dar mengungkap konsekuensi merugikan dari penurunan regulasi GPX4 dan peroksidasi lipid berikutnya, sehingga mengungkap defisit fungsional dalam diferensiasi sel induk saraf.

Dengan dedikasinya yang tak tergoyahkan terhadap keunggulan ilmu pengetahuan dan komitmen untuk meringankan penderitaan manusia, perjalanan Dar yang luar biasa terus menginspirasi dan berkontribusi secara signifikan terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan inovasi.

Penulis adalah seorang jurnalis senior yang tinggal di Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun