Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Berkembang Pesat, Sudah Saatnya Barat Bekerja Sama dengan India

21 Mei 2023   09:43 Diperbarui: 24 Mei 2023   00:46 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo Presidensi G20 India. | Sumber: The Economic Times

Orang-orang harus menyadari bahwa AS dan India adalah bekas jajahan Inggris serta negara demokrasi multikultural. Kedua negara berbagi banyak nilai, dan tantangan yang sama seperti terorisme dan perubahan iklim dan tentunya ingin bekerja sama untuk mengatasinya. Ada tingkat ketegangan dan ketidakpercayaan antara kedua negara.

Logo Presidensi G20 India. | Sumber: The Economic Times
Logo Presidensi G20 India. | Sumber: The Economic Times

India ingin mempertahankan otonomi strategisnya dalam hubungan internasional, Memiliki kebijakan tersendiri terhadap Rusia, yang berbeda dengan AS. Merupakan satu-satunya negara di dunia yang aktif di Shanghai Cooperation Organization (SCO), Brazil, Russia, India, China dan Afrika Selatan (BRICS) serta G20. Tahun ini, India akan menjadi tuan rumah keketuaan SCO dan G20.

Para ahli memperkirakan India berada di pusat perpecahan global yang pahit, terutama terkait perang Rusia di Ukraina. Tapi ini juga kesempatan bagi India untuk memposisikan dirinya sebagai suara Global Selatan dan sebagai mediator potensial antara Barat dan Moskow.

India diperkirakan akan mengadopsi sikap netral terhadap Ukraina, seperti yang telah dilakukan di masa lalu. Namun, pejabat senior kementerian luar negeri mengatakan baru-baru ini bahwa India bertekad untuk fokus pada isu-isu yang "sama pentingnya" seperti kenaikan inflasi, tekanan utang, kesehatan, perubahan iklim, serta ketahanan pangan dan energi di negara-negara berkembang.

"Saya benar-benar percaya bahwa India memiliki peluang terbaik dari semua negara untuk mencoba mengadakan negosiasi perdamaian antara Rusia dan bukan hanya AS, tetapi sebenarnya Barat," ujar Derek Grossman, seorang analis yang berfokus pada Indo-Pasifik di RAND Corporation, kepada kantor berita Associated Press.

Baru-baru ini, hubungan antara AS dan India telah meningkat pesat. Keduanya adalah anggota grup QUAD dan bekerja erat di kawasan Indo-Pasifik. India dapat menjadi negara penting bagi AS untuk melawan pengaruh China di kawasan Indo-Pasifik.

Beberapa organisasi dan media Barat memiliki bias anti-India.

Menurut Indeks Kebebasan Pers Dunia 2022 , peringkat India turun dari 133 menjadi 150 dari 180 negara.

The Economist menyebut India sebagai "demokrasi yang cacat", sementara pada tahun 2021 Institut V-Dem menganggap negara ini sebagai "otokrasi elektoral".

Perdana Menteri India Narendra Modi sedang menghadiri sebuah pertemuan di sela-sela pertemuan G7 di Hiroshima, Jepang. | Sumber: mofa.go.jp
Perdana Menteri India Narendra Modi sedang menghadiri sebuah pertemuan di sela-sela pertemuan G7 di Hiroshima, Jepang. | Sumber: mofa.go.jp

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun