Menurut Asia Times, Angkatan Laut AS telah melakukan operasi kebebasan navigasi (FONOP) besar pertamanya di LCS pada tahun 2023 dengan penempatan kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke USS Milius (DDG 69) dekat dengan Kepulauan Paracel yang diduduki China.
Di bulan November lalu, Pentagon mengerahkan kapal penjelajah peluru kendali AS USS Chancellorsville (CG-62) ke gugus pulau Spratly yang diperebutkan.
Komando Indo-Pasifik AS (INDOPACOM) menggambarkan pengerahan terbarunya sebagai bagian dari upayanya untuk menantang klaim maritim China yang melanggar hukum dan meluas di LCS.
"[Klaim China] menimbulkan ancaman serius terhadap kebebasan laut, termasuk kebebasan navigasi dan penerbangan, perdagangan bebas dan perdagangan tanpa hambatan serta kebebasan peluang ekonomi untuk negara-negara pesisir Laut China Selatan," ungkap INDOPACOM.
Awal tahun ini, Filipina memperluas akses Amerika ke sejumlah pangkalan militer strategis di seluruh Filipina, termasuk yang dekat dengan pantai selatan Taiwan dan bagian barat LCS, di bawah Enhanced Defense Cooperation Agreement (EDCA) kedua belah pihak.
China juga semakin khawatir dengan latihan militer yang dipimpin AS di daerah tersebut, yang tumbuh sebanyak 102 tahun lalu.
Menanggapi pengerahan terbaru Pentagon, Kementerian Pertahanan Nasional China menuduh kapal perang AS "masuk secara ilegal" ke perairan China, yang diklaimnya "melanggar" kedaulatan dan keamanan nasional Beijing".
Presiden Filipina Marcos Jr. akan berada di Indonesia untuk menghadiri KTT ASEAN ke-42 Â di Labuan Bajo dari 10 hingga 11 Mei. ASEAN saat ini sedang merundingkan kesepakatan Kode Etik (COC) di LCS dengan China. Marcos Jr. meratapi isu agresivitas China di LCS dan perlunya persatuan ASEAN serta penghormatan terhadap regulasi maritim internasional.
Penulis adalah wartawan senior yang berdomisili di Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H