Oleh Veeramalla Anjaiah
Kapal penjaga pantai China dan Filipina nyaris bertabrakan di Laut China Selatan (LCS) pada tanggal 30 April, sebagai tanda lain dari ketegangan yang terus berlanjut atas perairan yang diperebutkan karena kedua belah pihak saling menuduh melakukan intrusi dan provokasi.
Dua kapal penjaga pantai China memblokir kapal patroli Filipina di sekitar beting Ayungin pada tanggal 23 April, dengan salah satu kapal melakukan "manuver berbahaya" dan berada dalam jarak 46 meter dari kapal Filipina.
Langkah serupa didokumentasikan pada tanggal 19 April di area yang sama, kata departemen Luar Negeri Filipina, yang mengutip insiden lain dari "manuver yang sangat berbahaya " oleh kapal China.
Pemerintah AS telah meminta Republik Rakyat China (RRC) untuk menghentikan "pelecehan dan intimidasi" terhadap kapal-kapal Filipina, berjanji untuk mendukung Filipina dalam setiap konfrontasi maritim antara kedua negara Asia tersebut.
"Kami menyerukan kepada Beijing untuk menghentikan perilaku provokatif dan tidak amannya. Amerika Serikat terus melacak dan memantau interaksi ini dengan cermat," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller dalam pernyataan tertulis.
"Gambar dan video yang baru-baru ini dipublikasikan di media merupakan pengingat nyata akan pelecehan dan intimidasi RRC terhadap kapal-kapal Filipina saat mereka melakukan patroli rutin di dalam zona ekonomi eksklusif [ZEE] mereka."
Komodor Jay Tarriela, juru bicara Penjaga Pantai Filipina (PCG) untuk Laut Filipina Barat (orang Filipina menyebut LCS sebagai Laut Filipina Barat), mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa insiden tersebut terjadi pada 23 April, ketika dua kapal Penjaga Pantai (CCG) China mencegat dua kapal PCG di sekitar Beting Second Thomas. Fitur yang diduduki Filipina terletak sekitar 195 kilometer di sebelah barat pulau Palawan, di dalam ZEE Filipina.
Tarriela mengatakan kapal tersebut melakukan "manuver berbahaya" di dekat BRP Malapascua, "mempertahankan jarak berbahaya hanya 46 meter". Ia menambahkan bahwa insiden itu menimbulkan "ancaman signifikan terhadap keselamatan dan keamanan" kapal Filipina beserta awaknya.