Jejak Guru Padmasambhava ada dalam bentuk monumen, peninggalan dan cerita rakyat yang terkait dengan aktivitas spiritual dan religiusnya.
"Di antara para pengikutnya, ia dianggap sebagai kekuatan tercerahkan yang ada di luar konstruksi ruang dan waktu, di luar kelahiran dan kematian. Selama berabad-abad, ajaran Guru Padmasambhava telah menyebar jauh dan luas, dan pengaruhnya telah berkembang dari hanya wilayah Himalaya ke bagian lain dunia," lapor Tibet Press.
Padmasambhava lebih dari seorang biksu, namun ia tidak dapat dianggap sebagai orang awam. Ikonografinya menggambarkan sifat intinya dan nuansa keberadaannya lebih dari yang bisa dijelaskan dengan kata-kata.
"Citranya mengajak kita untuk mengungkapkan cinta, martabat dan kasih sayang, serta bebas dari berbagai konvensi dan sistem kepercayaan yang semata-mata ciptaan kita manusia, yang seringkali salah dan keluar jalur lebih mudah daripada yang mau kita akui. Di atas segalanya, ikonografinya memberi kita keistimewaan untuk menikmati inkarnasi manusia kita di dunia duniawi ini bersama dengan segudang kesenangannya, dan mengingatkan kita bahwa spiritualitas sejati bukanlah tentang menolak kehidupan, menjadi puritan atau menyembah semacam cita-cita sempurna tanpa sensualitas, kurang dorongan intrinsik manusia untuk menikmati keajaiban hidup. Gaya yoga dan jubah kerajaannya mengingatkan kita untuk merangkul semua kesenangan hidup selama kita hidup dalam wujud manusia. Pada saat yang sama, jubah monastiknya mengingatkan kita untuk tidak terlalu terjebak dalam kesenangan sensual dan duniawi, jika tidak, kita bisa menjadi hedonistik atau materialistis, mencari kepuasan hanya dari dunia luar dan percaya dengan kepastian yang hampir religius bahwa semua kesenangan berasal dari luar," lapor situs web buddhistdoor.net beberapa waktu lalu.
Padmasambhava memainkan peran besar dalam menyebarkan agama Buddha di Tibet dan negara lain.
"Penerimaan ajaran Guru Rinpoche di antara berbagai kelompok di Himalaya menunjukkan pengadopsian gagasan dan norma lokal oleh sang guru, menjadikan mereka bagian yang lebih besar dari kosmologi Buddha Tibet. Kita dapat membangun hipotesis bahwa Buddhisme Tibet seperti yang kita kenal sekarang, menerima nilai dan norma formatifnya di Himalaya sebelum berakar di Tibet, di mana Guru Padmasambava memainkan peran utama. Ini juga mengungkapkan fluiditas yang ada dalam Buddhisme Vajrayana, di mana Guru Padmasambhava memainkan peran yang sangat besar," tulis Jigme Yeshe Lama, seorang asisten profesor di University of Calcutta, belakangan ini artikel di situs web borderlens.com.
Padmasambhava, seorang guru spiritual Buddhis India, memiliki pengaruh besar pada Buddhisme Tibet.
Penulis adalah wartawan senior yang berdomisili di Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H