Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pelancong Solo Wanita Shabnam Mempromosikan Tujuan Wisata Yang Belum Dijelajahi Di Kashmir

26 Maret 2023   10:11 Diperbarui: 26 Maret 2023   10:17 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelancong solo Shabnam Beshir Gojer Chechi dari Jammu dan Kashmir. | Sumber: reportlook.com

Oleh Veeramalla Anjaiah

Bepergian sebagai wanita ke tempat-tempat seperti daerah terpencil dan hutan sangatlah sulit. Ada seorang wanita muda Kashmir yang berani menjelajahi area yang belum dijelajahi dan menentang segala rintangan sebagai seorang pelancong solo. Ia tidak lain adalah Shabnam Bashir Gojer Chechi, seorang gadis suku dari Desa Quil Muqam di distrik Bandipora, Kashmir Utara.

Menurut surat kabar online ThePrint, Shabnam telah melakukan perjalanan yang luar biasa dengan tekad yang telah membuka jalan jauh di depan zamannya. Sejak masa kecilnya, ia telah melakukan upaya terbaiknya untuk mempromosikan wisata petualangan di Kashmir dan membawa tujuan wisata yang belum dijelajahi ke peta pariwisata Jammu dan Kashmir (J&K), Wilayah Persatuan India. Ia ingin melihat bahwa pariwisata tidak boleh dibatasi pada beberapa lokasi terpilih dan populer, termasuk Gulmarg, Pahalgam, Sonamarg dan Danau Dal, tetapi percaya bahwa Kashmir yang sebenarnya ada di pegunungan yang belum dijelajahi.

Shabnam yang berusia 24 tahun adalah mahasiswa tahun terakhir BTS (Sarjana Studi Pariwisata), seorang peneliti suku dan seorang penulis. Ia menulis buku debutnya berjudul Unexplored Kashmir pada tahun 2021 dengan tujuan utama untuk menyoroti potensi pariwisata Kashmir dan menyajikan panduan kepada masyarakat Kashmir tentang tujuan wisata yang belum dijelajahi sehingga orang-orang yang suka berpetualang tertarik ke tempat-tempat tersebut.

Buku
Buku "Unexplored Kashmir". | Sumber: kashmirconvener.com

"Tujuan dari buku debut saya juga untuk mengungkapkan rasa sakit dan kesengsaraan penduduk tempat-tempat ini, termasuk komunitas suku, di domain publik sehingga mereka mendapatkan semacam kelegaan," kata Shabnam kepada surat kabar harian Kashmir Convener baru-baru ini.

Buku tersebut dirilis oleh Wakil Komisaris Bandipora Owais Ahmad selama program konseling karir yang diselenggarakan untuk penduduk Tribal.

Shabnam adalah padang rumput yang belum dijelajahi di hulu pegunungan Harmukh di Kashmir Utara yang memiliki keindahan sederhana, anak sungai yang menderu-deru, puncak gunung bersalju, lanskap yang rimbun, sungai yang bergumam dan tirai awan yang tebal.

Ia mengatakan bahwa dirinya menggunakan sumber primer dan sekunder dalam penelitiannya untuk buku tersebut termasuk pengalaman pribadi yang diperoleh dengan mengunjungi tempat-tempat tersebut, berinteraksi dengan komunitas suku selain, melakukan wawancara dengan orang-orang suku kuno yang menceritakan sejarah lisan dan digunakan sebagai sumber sekunder.

Shabnam sekarang disebut sebagai Isabella Bird, seorang penjelajah dan penulis Inggris yang terkenal, dari Lembah Kashmir.

Shabnam telah menemukan belasan tujuan wisata yang belum dijelajahi seperti Nachni, Badi Dumgali, Choti Dumgali, Danna, Kemsar, Lashkoot, Banzuri dan Naagmarg di Bandipora, yang belum dikenal dan tidak terdengar oleh turis dari seluruh India.

Ia telah bekerja sama dengan pemerintah kabupaten Bandipora dengan tujuan untuk menghidupkan kembali, mempromosikan dan melestarikan pariwisata di distrik tersebut. Ia mengundang Kashmir Offroad, penyedia petualangan darat utama India ke desa Ketson, desa yang telah dibicarakan panjang lebar dalam bukunya.

Kelompok penari pada acara Winter Tribal Festival di kampung Ketson, Bandipora distrik di Jammu dan Kashmir. | Sumber: kashmirconvenor.com
Kelompok penari pada acara Winter Tribal Festival di kampung Ketson, Bandipora distrik di Jammu dan Kashmir. | Sumber: kashmirconvenor.com

Berkat upaya Shabnam, pemerintah J&K telah mengakui Ketson sebagai desa wisata. Baru-baru ini, Festival Musim Dingin Suku, yang menampilkan acara musik, tarian dan budaya, diselenggarakan di Ketson.

Selain menggarap wisata petualangan, Shabnam juga menggarap wisata budaya.

"Wisata budaya memfasilitasi dan mendorong mereka yang terlibat dalam konservasi dan pengelolaan warisan budaya untuk membuat pentingnya warisan itu dapat diakses oleh masyarakat tuan rumah dan pengunjung," ujar Shabnam kepada kantor berita ANI beberapa waktu lalu.

Bukan tugas yang mudah bagi Shabnam untuk mengejar mimpinya. Melalui kemauan dan kepercayaan dirinya, ia mampu mengejar mimpinya.

"Orang-orang sering mengatakan jadilah dokter atau insinyur, tetapi kamu telah memilih bidang yang tidak memiliki ruang lingkup dan kesempatan kerja. Namun saya sudah memiliki pola pikir sejak kecil untuk menjelajahi destinasi wisata yang belum dijelajahi," tutur Shabnam kepada ANI.

Shabnam mengatakan bahwa tidak mudah bagi orang tua mana pun untuk mengirim putri mereka ke kawasan hutan.

"Karena dukungan besar dari orang tua saya, saya dapat mengejar impian saya. Orang tua saya selalu mendukung saya, baik itu dalam hal menyanggah kritik dari orang-orang sekitar, atau mengizinkan saya pergi ke kawasan hutan sendirian untuk tujuan penelitian atau memberikan saya bantuan uang untuk melakukan penelitian," jelas Shabnam kepada ANI.

Ayahnya, Bashir Ahmad, sering mengkhawatirkan putrinya.

"Kadang-kadang saya merasa khawatir dengan putri saya karena ia akan meninggalkan rumah pagi-pagi sekali dan terkadang pulang larut malam. Ia harus pergi ke kawasan hutan untuk mengumpulkan data yang terkadang menambah kekhawatiran saya. Tapi saya tahu pekerjaan yang ia lakukan sangat berguna, oleh karena itu, selalu mendorongnya," ungkap Bashir kepada ANI.

Pelancong solo wanita Shabnam Beshir Gojer Chechi dari Jammu dan Kashmir. | Sumber: ANI
Pelancong solo wanita Shabnam Beshir Gojer Chechi dari Jammu dan Kashmir. | Sumber: ANI

Shabnam mengatakan bahwa ia juga menyayangi satwa liar dan memiliki kepedulian terhadap masalah lingkungan mulai dari polusi, pemanasan global, efek rumah kaca dan semacamnya.

Menurut Shabnam, mempromosikan ekowisata di kawasan pedesaan J&K adalah cara terbaik untuk melestarikan lingkungan di kawasan tersebut.


Penulis adalah wartawan senior yang berdomisili di Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun