Shabnam telah menemukan belasan tujuan wisata yang belum dijelajahi seperti Nachni, Badi Dumgali, Choti Dumgali, Danna, Kemsar, Lashkoot, Banzuri dan Naagmarg di Bandipora, yang belum dikenal dan tidak terdengar oleh turis dari seluruh India.
Ia telah bekerja sama dengan pemerintah kabupaten Bandipora dengan tujuan untuk menghidupkan kembali, mempromosikan dan melestarikan pariwisata di distrik tersebut. Ia mengundang Kashmir Offroad, penyedia petualangan darat utama India ke desa Ketson, desa yang telah dibicarakan panjang lebar dalam bukunya.
Berkat upaya Shabnam, pemerintah J&K telah mengakui Ketson sebagai desa wisata. Baru-baru ini, Festival Musim Dingin Suku, yang menampilkan acara musik, tarian dan budaya, diselenggarakan di Ketson.
Selain menggarap wisata petualangan, Shabnam juga menggarap wisata budaya.
"Wisata budaya memfasilitasi dan mendorong mereka yang terlibat dalam konservasi dan pengelolaan warisan budaya untuk membuat pentingnya warisan itu dapat diakses oleh masyarakat tuan rumah dan pengunjung," ujar Shabnam kepada kantor berita ANI beberapa waktu lalu.
Bukan tugas yang mudah bagi Shabnam untuk mengejar mimpinya. Melalui kemauan dan kepercayaan dirinya, ia mampu mengejar mimpinya.
"Orang-orang sering mengatakan jadilah dokter atau insinyur, tetapi kamu telah memilih bidang yang tidak memiliki ruang lingkup dan kesempatan kerja. Namun saya sudah memiliki pola pikir sejak kecil untuk menjelajahi destinasi wisata yang belum dijelajahi," tutur Shabnam kepada ANI.
Shabnam mengatakan bahwa tidak mudah bagi orang tua mana pun untuk mengirim putri mereka ke kawasan hutan.
"Karena dukungan besar dari orang tua saya, saya dapat mengejar impian saya. Orang tua saya selalu mendukung saya, baik itu dalam hal menyanggah kritik dari orang-orang sekitar, atau mengizinkan saya pergi ke kawasan hutan sendirian untuk tujuan penelitian atau memberikan saya bantuan uang untuk melakukan penelitian," jelas Shabnam kepada ANI.
Ayahnya, Bashir Ahmad, sering mengkhawatirkan putrinya.