"Kolaborasi, kerja sama dan inklusivitas adalah kunci kepemimpinan Indonesia di ASEAN. Sebagai ketua ASEAN, kami ingin mengimplementasikan Pandangan ASEAN di Indo-Pacific," kata Retno dalam Dialog Raisina.
Ia menjelaskan pertanyaan seperti apa yang dia hadapi di Dialog Raisina.
"Pertanyaan yang ditujukan kepada saya banyak terkait dengan keketuaan Indonesia di ASEAN, apa prioritasnya, bagaimana menangani masalah Myanmar, bagaimana ASEAN berkontribusi menjaga perdamaian dan stabilitas di Indo-Pasifik," ujar Retno.
Di antara para pembicara, mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair, Menteri Luar Negeri AS Antony J. Blinken dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov turut menjadi pembicara utama. Para menteri luar negeri Inggris, Prancis, Australia, Jepang, Denmark, Meksiko, Mesir, Bhutan, Kroasia, Maladewa, Sri Lanka, Swedia dan banyak negara lain ikut serta dalam pertemuan ke-8 Dialog Raisina.
Dalam dialog tersebut, Jaishankar menggunakan analogi kriket untuk menjelaskan fungsi pemerintahan di bawah pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi. Ia kemudian memanggil Modi sebagai kapten tim.
"Dengan Kapten [PM] Modi, latihan net dimulai pukul 6 pagi dan berlangsung hingga cukup larut [...] Ia mengharapkan Anda mengambil gawang itu jika dia memberi Anda kesempatan untuk melakukannya," ujar Jaishankar.
Saat berbicara di Dialog Raisina pada 3 Maret, Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengatakan bahwa India adalah kekuatan peradaban.
"Kami telah melihat bahwa India adalah kekuatan peradaban yang membawa perspektif berbeda terhadap beberapa tantangan saat ini," lapor kantor berita ANI mengutip perkataan Wong.
Daya tarik utama Dialog Raisina tahun ini adalah Panel Menteri Luar Negeri Quad. Menteri Luar Negeri AS Blinken, Menteri Luar Negeri India Jaishankar, Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi dan Menteri Luar Negeri Australia Wong hadir dalam panel ini.
Blinken menjelaskan kekuatan negara-negara Quad.