Tentara Pakistan sebenarnya merencanakan invasi ini pada tanggal 20 Agustus 1947, tepat setelah enam hari kelahiran Pakistan, dengan 20.000 anggota suku. Namun rencana itu bocor dan ditunda hingga bulan Oktober. Akbar Khan, yang juga seorang Pashtun, mampu mengumpulkan ribuan pejuang.
Pada 22 Oktober 1947, sekitar 2.000 anggota suku menyerang kota Muzaffarabad dan tidak ada perlawanan dari pasukan Hari Singh, yang kalah jumlah dan melarikan diri dari kota. Kemudian mereka pindah ke Baramulla dan Uri. Target terakhir mereka adalah Srinagar. Lebih banyak pejuang dari Pakistan bergabung dengan invasi kemudian.
Muslim Kashmir, Hindu dan Sikh mengangkat senjata melawan penjajah ini. Konferensi Nasional Kashmir yang dipimpin oleh Sheikh Abdullah menyerukan perjuangan bersenjata melawan penjajah. Banyak wanita Muslim bergabung dengan perjuangan bersenjata tersebut.
Mengapa Pakistan melakukan ini di Kashmir?
Pada saat kemerdekaan India pada bulan Agustus 1947, ada 562 wilayah kerajaan semi independen, termasuk Jammu dan Kashmir. Sebagian besar dari mereka bergabung dengan India dan sisanya bergabung dengan Pakistan. Ada juga pilihan untuk tetap sebagai negara yang merdeka.
Dalam kasus wilayah kerajaan J&K, ada situasi yang aneh karena penguasanya Hari Singh tidak ingin bergabung baik dengan India maupun Pakistan. Ia ingin menjadi penguasa yang mandiri. Sekitar 77 persen orang di J&K adalah Muslim.
Pakistan khawatir J&K akan bergabung dengan India.
Hari Singh meminta bantuan India untuk membuang orang Pakistan dari negara bagiannya tetapi India menolak untuk campur tangan karena negara bagian J&K tidak gabung dengan India. Banyak pemimpin Muslim Kashmir seperti Sheikh Abdullah lebih menyukai India yang sekuler daripada Pakistan yang teokratis. Segera, Hari Singh menandatangani Instrumen Aksesi dengan India pada tanggal 26 Oktober 1947. Ia mengaksesi seluruh J&K, termasuk Ladakh, Kashmir yang diduduki Pakistan, Gilgit dan Baltistan ke India.
India menerbangkan pasukannya ke J&K pada 27 Oktober untuk mendorong kembali para penyerbu suku ke Pakistan. Pada tanggal 7 November, pasukan India membunuh lebih dari 600 suku dalam pertempuran Shalateng yang terkenal di dekat Srinagar dalam satu hari. Dengan banyaknya korban di tangan pasukan India dan penduduk setempat, suku-suku yang tersisa melarikan diri dari Kashmir.
Namun invasi suku tersebut menyebabkan perang Indo-Pak pertama pada tahun 1947. Perang berlangsung selama satu tahun. Pasukan India berhasil membebaskan sebagian besar negara bagian J&K.
Karena banyaknya korban dan kerugian dari kedua belah pihak, baik India maupun Pakistan menyetujui gencatan senjata yang ditengahi PBB pada tanggal 13 Agustus 1948 dan yang berlaku efektif mulai 1 Januari 1949. Akibatnya, sepertiga wilayah J&K, termasuk Gilgit dan Baltistan, tetap berada di bawah kendali Pakistan sampai sekarang.