Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Kehadiran Militer China di Kamboja Menimbulkan Risiko Keamanan Lebih Besar bagi ASEAN

10 September 2022   10:07 Diperbarui: 14 September 2022   08:55 989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar satelit dari Planet Labs PBC ini menunjukkan pangkalan angkatan laut Kamboja di Ream, Kamboja, 25 April 2022. (PLANET LABS PBC via AP PHOTO via KOMPAS.com)

Pada tahun 2019, The Wall Street Journal menerbitkan sebuah laporan yang mengutip beberapa pejabat Amerika dan Barat bahwa China telah menandatangani perjanjian rahasia dengan Kamboja untuk mengizinkan militernya menggunakan pangkalan tersebut selama 30 tahun.

Namun, baik Kamboja maupun China membantah laporan itu, dan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen mengecamnya sebagai "berita palsu". Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan China juga mengecam "rumor" tersebut dan mengatakan bahwa Beijing hanya membantu pelatihan militer dan peralatan logistiknya.

Pada tahun 2021, Pentagon mengatakan dalam sebuah laporan bahwa China "berusaha untuk membangun logistik luar negeri yang lebih kuat dan infrastruktur pangkalan [...] untuk mendukung proyeksi kekuatan angkatan laut, udara, darat, dunia maya dan luar angkasa".

Selain Kamboja, China ingin membangun pos-pos militer di Thailand, Singapura, Indonesia, Pakistan, Sri Lanka dan Tanzania. Saat ini China memiliki pangkalan angkatan laut di Djibouti (sejak 2017) dan pos militer di Tajikistan dekat perbatasan Afghanistan.

Setelah upacara peletakan batu pertama, Duta Besar Wang mengatakan kepada AKP bahwa peningkatan pangkalan "tidak ditargetkan pada pihak ketiga mana pun dan akan kondusif untuk kerjasama praktis yang lebih erat antara kedua militer".

"Sebagai pilar kuat dari kemitraan berlapis besi, kerja sama militer China-Kamboja adalah kepentingan mendasar kedua negara dan dua bangsa kita," ujar Wang.

China sangat marah dengan berbagai laporan media tentang Pangkalan Angkatan Laut Ream.

Media resminya Partai Komunis China Global Times baru-baru ini menulis bahwa "rumor berulang" mengenai pangkalan angkatan laut China di Kamboja telah berulang kali dibantah.

"Jika suatu hari, karena kebutuhan untuk melindungi kepentingan nasional dan memikul tanggung jawab dan kewajiban internasional, China memutuskan untuk membangun basis pasokan baru di luar negeri, itu akan berada di atas dewan. AS tidak memiliki hak untuk menuding dan mencampuri urusan kerjasama yang sah dan saling menguntungkan antara negara-negara lain," katanya dalam sebuah editorial baru-baru ini.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian menyebut tuduhan media sebagai "tindakan intimidasi yang khas" dari Amerika Serikat.

"AS telah menutup telinga terhadap posisi Kamboja, berulang kali membuat spekulasi jahat, menyerang dan mencoreng Kamboja, dan bahkan mengancam serta menekan Kamboja," ungkap Zhao dalam briefing baru-baru ini di Beijing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun