Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Enam Tahun Berlalu, China Menghadapi Lebih Banyak Kritik karena Tidak Menghormati UNCLOS

12 Juli 2022   06:17 Diperbarui: 13 Juli 2022   09:00 1328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. (kanan) bertemu dengan Menlu China Wang Yi di Manila. | Sumber: Malacanang Palace 

"Ia juga meyakinkan publik Filipina bahwa dia tidak akan membiarkan satu milimeter pun hak pesisir laut negara itu diinjak-injak oleh negara manapun, termasuk China," kata Pangalangan.

Menurut survei yang dilakukan oleh Stratbase ADR Institute pada bulan Oktober 2021 menunjukkan bahwa 82 persen orang Filipina menginginkan pemerintahan baru untuk menegaskan haknya sebagaimana diatur dalam Putusan Arbitrase PCA. 

Mereka ingin pemerintah tetap berpegang pada janji Presiden untuk menegakkan putusan PCA dan melindungi hak pesisir lautnya.

Survei juga menunjukkan lebih lanjut bahwa 85 persen setuju bahwa Filipina harus membentuk aliansi dengan negara lain untuk mempertahankan haknya, sementara 80 persen percaya bahwa pemerintah perlu memperkuat kemampuan Angkatan Laut dan Penjaga Pantainya.

Jika China benar-benar ingin meningkatkan citra globalnya, ia harus mengambil langkah berani dengan menghormati UNCLOS 1982 dan menyelesaikan  pembicaraan COC dengan ASEAN dengan cepat. 

China tidak akan menghadapi reaksi apa pun di dalam negeri karena menghormati UNCLOS sebagai penandatangan.

China, negara terpadat di dunia dan peringkat kedua dalam ekonomi global, adalah anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Sebagai anggota komunitas internasional yang taat hukum, cinta damai dan bertanggung jawab, China harus mematuhi penghargaan PCA dan mengikuti hukum maritim internasional.

Oleh Veeramalla Anjaiah
Penulis adalah seorang jurnalis senior yang tinggal di Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun