Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Enam Tahun Berlalu, China Menghadapi Lebih Banyak Kritik karena Tidak Menghormati UNCLOS

12 Juli 2022   06:17 Diperbarui: 13 Juli 2022   09:00 1328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Zona Ekonomi Eksklusif adalah batas negara yang ditarik 200 mil dari asal garis dasar (garis pantai) ke arah laut lepas atau laut bebas saat air laut surut. (DOK HUMAS BAKAMLA RI via kompas.com)

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. (kanan) bertemu dengan Menlu China Wang Yi di Manila. | Sumber: Malacanang Palace 
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. (kanan) bertemu dengan Menlu China Wang Yi di Manila. | Sumber: Malacanang Palace 

Pada tanggal 5 dan 6 Juli, Wang bergegas ke Manila untuk bertemu dengan Presiden baru Filipina Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr. dan Menteri Luar Negeri barunya Luis Enrique Manalo dan merayu mereka.

Dari Manila, Wang melesat ke Bali untuk menghadiri Pertemuan Menteri Luar Negeri G20. 

Menlu Indonesia Retno LP Marsudi (kanan) berpose dengan Menlu China Wang Yi di Bali.|  Sumber: kemlu.go.id
Menlu Indonesia Retno LP Marsudi (kanan) berpose dengan Menlu China Wang Yi di Bali.|  Sumber: kemlu.go.id

Pada 7 Juli, ia bertemu dengan Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi di Bali. Pada tanggal 8 Juli, Wang bertemu dengan Menlu Singapura Vivian Balakrishnan di Bali.

Pada 11 Juli, ia bertemu dengan Sekretaris Jenderal ASEAN Lim di Jakarta.

Pada tanggal 11 dan 12 Juli, Wang bergegas ke Malaysia untuk bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob dan Menlu Datuk Seri Saifuddin Abdullah.

Di bulan Januari 2021, Wang telah bertemu dengan Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah di Bandar Seri Begawan.

Banyak negara tidak mempercayai China dan kata-katanya. Orang-orang di Filipina masih ingat bagaimana China menipu Duterte atas LCS. Banyak orang Indonesia tidak menyukai klaim ilegal dan tidak logis China di Laut Natuna Utara.

Marcos Jr. sangat berhati-hati tentang China meskipun ia mengatakan bahwa negaranya akan berpartisipasi dalam Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI) China.

Kita harus ingat janji Marcos Jr. untuk menegaskan putusan arbitrase 2016 dan secara konsisten berbicara dengan China dengan suara "tegas".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun