Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Indonesia, India Berjanji untuk Memperdalam Hubungan Strategis Mereka

25 Juni 2022   08:35 Diperbarui: 25 Juni 2022   08:40 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi. | Sumber: Antara

Oleh Veeramalla Anjaiah

 

Dalam upaya meningkatkan dan memperdalam Kemitraan Strategis Komprehensif yang ada dan meningkatkan kerja sama bilateral di bidang perdagangan, pertahanan keamanan dan konektivitas, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi dan Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar bertemu di New Delhi pada tanggal 17 Juni dalam Pertemuan Komisi Bersama (JCM) ke-7 antara kedua negara.

"Baru saja mengakhiri Pertemuan Komisi Bersama India-Indonesia ke-7 yang produktif dengan Menlu Retno Marsudi. Meninjau keseluruhan hubungan kami dalam Kemitraan Strategis Komprehensif kami dengan fokus pada politik, pertahanan & keamanan, ekonomi dan perdagangan, iptek dan ruang angkasa, konektivitas dan hubungan P2P," cuit Jaishankar setelah pertemuan.

Retno pun mengaku senang bisa mengikuti JCM. Selama berada di New Delhi pada 15-17 Juni, ia juga menghadiri Pertemuan Khusus Menteri Luar Negeri ASEAN-India (SAIFMM) dan Dialog Delhi ke-12.

India merupakan mitra dagang penting bagi Indonesia. Tahun lalu, perdagangan dengan India mencapai AS$21 miliar, melonjak besar dari $14,15 miliar pada tahun 2020.

"Di bidang perdagangan, kita sambut baik peningkatan perdagangan pada tahun 2021 sebesar 33 persen," kata Retno ketika menyampaikan pengarahan media melalui video mengenai Pertemuan Komisi Bersama Indonesia-India yang berlangsung di New Delhi pada tanggal 17 Juni.

Selama JCM terakhir, yang diadakan pada tanggal 13 Desember 2019 di New Delhi, kedua negara telah menetapkan target perdagangan bilateral sebesar $50 miliar pada tahun 2025.

Dalam upaya untuk mencapai target tersebut, kedua negara ingin segera menandatangani perjanjian perdagangan preferensial (PTA).

"Untuk lebih meningkatkan perdagangan, Indonesia mengusulkan perjanjian perdagangan preferensial. ToR [kerangka acuan] telah diserahkan ke India. Kita tunggu respons dari India," kata Retno.

Investasi India di Indonesia, kata Retno, mencapai $107,2 juta dalam 1.298 proyek pada tahun 2021, meningkat 187 persen dibandingkan 2020. Kumulatif investasi India di Indonesia mencapai lebih dari $20 miliar.

Yang mengejutkannya, Retno bertemu rekannya dari India pada tanggal 17 Juni di New Delhi. Pada hari yang sama, sekelompok kecil radikal agama melakukan protes kecil di depan Kedutaan Besar India di Jakarta.

Para demonstran memprotes komentar kontroversial dua politisi India tentang Nabi Muhammad dan Islam di India. Selain menuntut tindakan hukum terhadap kedua politisi tersebut, mereka menuntut permintaan maaf dari pemerintah India kepada umat Islam. Tuntutan mereka sangat aneh. Mereka meminta pemerintah Indonesia untuk mengusir duta besar India dari Indonesia dan meminta masyarakat Indonesia untuk memboikot produk India.

Terkait hal ini, Retno menegaskan bahwa Indonesia telah menyampaikan keprihatinannya atas komentar menghina yang dilakukan oleh dua politisi India tersebut.

"Saya sampaikan secara khusus kepada Menlu India mengenai hal tersebut dan kecaman terhadap pernyataan dua politisi BJP yang menghina Nabi Muhammad," kata Retno dalam pesan video.

Retno mengatakan, Menlu India Jaishankar menjelaskan bahwa pernyataan dua politik tersebut tidak mencerminkan posisi partai BJP dan sama sekali tidak mencerminkan posisi pemerintah. BJP atau Bharatiya Janata Party adalah partai politik yang sedang berkuasa di India.

"Menlu India menjelaskan bahwa dua politikus tersebut telah diberhentikan dari jabatannya dan telah diangkat dari partai," ujar Retno.

Retno mengatakan, Menlu India juga menyampaikan secara detail Partai BJP atas kejadian tersebut, yakni menghormati semua agama, menolak dengan keras terhadap agama, dan dengan keras ideologi yang menghina atau agama tertentu.

"Saya ulangi apa yang saya sampaikan di pertemuan para Menlu ASEAN-India mengenai pentingnya terus dikembangkan budaya toleransi dan saling menghormati," tuturnya.

Retno mengatakan bahwa kedua negara telah sepakat untuk menghidupkan kembali Dialog Indonesia-Interfaith. Dialog antar agama pertama antara Indonesia dengan India diselenggarakan pada 3-5 Oktober 2018 di Yogyakarta.

"Dialog lintas agama yang kedua akan dilaksanakan di akhir tahun ini atau tahun depan," kata Retno.

Dalam JCM, kedua menteri menandatangani Perjanjian tentang pembebasan persyaratan visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas. Mereka juga menyaksikan pertukaran nota kesepahaman (MoU) antara Narcotics Control Bureau (NCB) India dan Badan Narkotika Nasional Indonesia tentang Pemberantasan Peredaran Gelap Narkotika, Psikotropika dan Prekursornya, serta MoU antara Asosiasi Gula Indonesia, Kanpur dan Politeknik Perkebunan LPP Yogyakarta.

Retno dan Jaishankar bertukar pandangan tentang isu-isu internasional dan regional termasuk Indo-Pasifik. Jaishankar menyatakan solidaritas dengan Indonesia atas kepemimpinannya di G20 dan mendukung prioritasnya.

"Jaishankar telah mengkonfirmasi bahwa ia akan menghadiri pertemuan menteri luar negeri G20 di Bali bulan depan. Kami berterima kasih kepada India atas dukungan penuhnya terhadap kepemimpinan Indonesia di G20," ujar Retno.

Hubungan yang kuat dan erat antara Indonesia dengan India secara strategis sangat penting bukan hanya bagi kedua negara ini tetapi juga bagi kawasan Indo-Pasifik.

India dan Indonesia adalah negara demokrasi terbesar di Asia dan bekerja erat dalam banyak isu regional dan internasional. Populasi gabungan mereka adalah 1,68 miliar orang dan mereka memiliki PDB gabungan sebesar $4,92 triliun, lebih besar dari PDB gabungan ASEAN sebesar $3,71 triliun.

Kedua negara juga memiliki hubungan peradaban selama lebih dari 2.000 tahun. Mereka bukan hanya teman dekat, mitra strategis, tetapi tetangga maritim. Kedua negara bekerja erat dalam keamanan maritim. Keduanya menandatangani Perjanjian Kerjasama Pertahanan pada 2018.

"Kami menunggu pengesahan Perjanjian Kerja Sama Pertahanan," kata Retno.

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi. | Sumber: Antara
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi. | Sumber: Antara

Saat berbicara di SAIFMM pada 16 Juni, Retno membicarakan empat isu kerja sama antara India dengan ASEAN.

"Pertama, bersama-sama membangun rantai pasok pangan yang berkelanjutan dan tangguh untuk ketahanan pangan," ungkap Retno.

Keduanya dapat bekerja sama di bidang penguatan kapasitas produksi, pengembangan teknologi pertanian dan peningkatan infrastruktur pertanian.

Kedua, penguatan kerja sama untuk mendukung ketahanan kesehatan di kawasan.

India, menurut Retno, merupakan apotik dunia dan dapat bekerja sama dengan ASEAN untuk membangun ketahanan kesehatan yang lebih kuat di kawasan.

Keduanya juga dapat bekerja sama untuk menciptakan stabilitas dan perdamaian dengan membangun arsitektur kawasan Indo-Pasifik yang inklusif, saling menguntungkan dan berdasarkan rasa saling percaya.

"Keempat, saya tekankan pentingnya toleransi, moderasi dan kerjasama dalam dialog antaragama. Kolaborasi ini penting jika kita ingin mendekatkan masyarakat kita yang beragam," ujarnya.

SAIFMM digelar dalam rangka memperingati 30 tahun hubungan ASEAN-India. India mendeklarasikan 2022 sebagai tahun persahabatan ASEAN-India.

"Di bawah ketidakpastian global saat ini, saat kami meninjau perjalanan kami selama 30 tahun terakhir dan memetakan jalan kami untuk beberapa dekade mendatang, penting bagi kami untuk mengidentifikasi serangkaian prioritas baru sambil memastikan realisasi awal dari inisiatif berkelanjutan kami," ungkap Jaishankar di SAIFMM.

Baik ASEAN maupun India, menurut The Economic Times, percaya bahwa keterbukaan, inklusivitas, ketertiban berbasis aturan, kebebasan navigasi dan penyelesaian sengketa secara damai merupakan inti dari Indo-Pasifik. Ada konvergensi yang cukup besar baik dalam konsepsi India maupun ASEAN tentang Indo-Pasifik. Baik India maupun ASEAN menekankan konektivitas di Indo-Pasifik dan menggarisbawahi kerja sama di atas persaingan.

Menurut Retno, kepercayaan strategis merupakan salah satu aspek penting dalam membangun jembatan di kawasan Indo-Pasifik dan membuatnya damai dan stabil.

Para menlu berpose dengan Menlu India Subrahmanyam Jaishankar di New Delhi baru-baru ini. | Sumber: ASEAN.org
Para menlu berpose dengan Menlu India Subrahmanyam Jaishankar di New Delhi baru-baru ini. | Sumber: ASEAN.org

Retno juga berbicara dalam Dialog Delhi ke-12 yang bertema "Membangun Jembatan di Indo-Pasifik".

"Kita perlu membangun jembatan di semua wilayah, termasuk di Indo-Pasifik. Membangun jembatan berarti mempersempit kesenjangan, mengatasi perbedaan, menghubungkan negara dan meningkatkan hubungan," papar Retno dalam sambutannya.

"Namun, kita tidak akan bisa membangun jembatan, jika tidak ada kepercayaan satu sama lain. Kita tidak akan bisa membangun jembatan jika defisit kepercayaan terus berlanjut. Oleh karena itu, satu hal yang kita perlukan sebelum kita membangun jembatan adalah memupuk kepercayaan strategis untuk mengelola persaingan strategis."

Ia membandingkan kepercayaan strategis sebagai vaksin. Semua negara harus menggunakan vaksin ini untuk menciptakan Indo-Pasifik yang damai, inklusif dan stabil.

Dari kunjungan Retno ke India, terlihat jelas bahwa Indonesia bertekad kuat untuk meningkatkan hubungan strategis dengan India saat ini di tahun-tahun mendatang.

 

Penulis adalah seorang jurnalis senior yang berbasis di Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun