Dalam JCM, kedua menteri menandatangani Perjanjian tentang pembebasan persyaratan visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas. Mereka juga menyaksikan pertukaran nota kesepahaman (MoU) antara Narcotics Control Bureau (NCB) India dan Badan Narkotika Nasional Indonesia tentang Pemberantasan Peredaran Gelap Narkotika, Psikotropika dan Prekursornya, serta MoU antara Asosiasi Gula Indonesia, Kanpur dan Politeknik Perkebunan LPP Yogyakarta.
Retno dan Jaishankar bertukar pandangan tentang isu-isu internasional dan regional termasuk Indo-Pasifik. Jaishankar menyatakan solidaritas dengan Indonesia atas kepemimpinannya di G20 dan mendukung prioritasnya.
"Jaishankar telah mengkonfirmasi bahwa ia akan menghadiri pertemuan menteri luar negeri G20 di Bali bulan depan. Kami berterima kasih kepada India atas dukungan penuhnya terhadap kepemimpinan Indonesia di G20," ujar Retno.
Hubungan yang kuat dan erat antara Indonesia dengan India secara strategis sangat penting bukan hanya bagi kedua negara ini tetapi juga bagi kawasan Indo-Pasifik.
India dan Indonesia adalah negara demokrasi terbesar di Asia dan bekerja erat dalam banyak isu regional dan internasional. Populasi gabungan mereka adalah 1,68 miliar orang dan mereka memiliki PDB gabungan sebesar $4,92 triliun, lebih besar dari PDB gabungan ASEAN sebesar $3,71 triliun.
Kedua negara juga memiliki hubungan peradaban selama lebih dari 2.000 tahun. Mereka bukan hanya teman dekat, mitra strategis, tetapi tetangga maritim. Kedua negara bekerja erat dalam keamanan maritim. Keduanya menandatangani Perjanjian Kerjasama Pertahanan pada 2018.
"Kami menunggu pengesahan Perjanjian Kerja Sama Pertahanan," kata Retno.
Saat berbicara di SAIFMM pada 16 Juni, Retno membicarakan empat isu kerja sama antara India dengan ASEAN.
"Pertama, bersama-sama membangun rantai pasok pangan yang berkelanjutan dan tangguh untuk ketahanan pangan," ungkap Retno.
Keduanya dapat bekerja sama di bidang penguatan kapasitas produksi, pengembangan teknologi pertanian dan peningkatan infrastruktur pertanian.