Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

China Memperbincangkan tentang Perdamaian tetapi Memamerkan Senjata Berbahaya di LCS

13 April 2022   18:52 Diperbarui: 13 April 2022   18:56 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapal Induk Tipe 002 milik China. | Sumber: WikiMedia Commons

Vietnam menyebut LCS sebagai Laut Timur sedangkan Filipina menyebutnya Laut Filipina Barat.

Belum lagi tentang Taiwan, yang setiap hari menghadapi teror dan pelecehan dari China.

Pada bulan Juni tahun lalu, kapal Penjaga Pantai China menyusup ke Sarawak, Malaysia, untuk memantau operasi pengeboran gas sementara jet tempur China berpatroli di dekat wilayah udara Malaysia, mendorong Malaysia untuk mengajukan protes diplomatik dengan China.

China telah menolak eksplorasi minyak di Laut Natuna Utara Indonesia dan memprotes latihan militer Indonesia dengan AS dengan nama Perisai Garuda tahun lalu. Indonesia tidak senang dengan perilaku China.

Indonesia telah memutuskan untuk mengundang tentara dari 14 negara untuk ambil bagian dalam Perisai Garuda tahun ini, yang akan diadakan dari tanggal 1 hingga 14 Agustus.

Indonesia juga mulai berkoordinasi dengan negara-negara ASEAN lainnya untuk mengambil tindakan bersama terhadap tindakan perundungan China. Untuk mengantisipasi ancaman besar dari China, Indonesia telah membeli 42 jet tempur Rafale Prancis, kapal selam dari Prancis dan 36 F-15 dari AS.

Hampir tabrakan antara Kapal Amerika Serikat USS Decatur dengan Kapal China Lanzhou. | Sumber: Angkatan Laut Amerika Serikat
Hampir tabrakan antara Kapal Amerika Serikat USS Decatur dengan Kapal China Lanzhou. | Sumber: Angkatan Laut Amerika Serikat

Tindakan agresif China di LCS telah menyebabkan respons yang kuat dari AS dan mitranya. AS telah meningkatkan pengerahan angkatan lautnya di seluruh zona yang diperebutkan LCS demi mengamankan kebebasan navigasi dan penerbangan di LCS. Pada tahun 2021, kelompok tempur kapal induk AS memasuki SCS 10 kali, lebih dari tahun 2020 (enam kali) dan 2019 (lima kali).

Banyak negara seperti, Inggris, Australia, Prancis, dan Jerman juga telah mengerahkan kapal perang mereka di LCS untuk menantang kendali China dan mempertahankan kebebasan navigasi. Di bawah UNCLOS, kebebasan navigasi dibolehkan.

China telah menentang kebebasan operasi navigasi ini tetapi mereka sendiri menggunakan dalih yang sama untuk memasuki ZEE negara lain.

Dengan kekayaan ekonominya yang meningkat, China ingin menggunakan perdagangan, investasi, pinjaman dan turisnya sebagai senjata untuk mempengaruhi tetangga ASEAN-nya. Itu sebabnya, masing-masing negara seperti Vietnam, Filipina, Malaysia, bahkan Indonesia kerap tak mau menyebut China untuk kegiatan bullying. Demikian pula ASEAN yang seringkali tidak mencantumkan nama China dalam pernyataannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun