Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

China Memperbincangkan tentang Perdamaian tetapi Memamerkan Senjata Berbahaya di LCS

13 April 2022   18:52 Diperbarui: 13 April 2022   18:56 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peta Laut China Selatan. | Sumber: US State Department's report 'Limits in the Seas'

Pada hari Jumat (8 April), Presiden Xi mengadakan pertemuan telepon dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte untuk membahas masalah bilateral dan situasi di LCS.

"Para pemimpin menekankan perlunya untuk mengerahkan semua upaya demi menjaga perdamaian, keamanan dan stabilitas di Laut China Selatan dengan menahan diri, meredakan ketegangan dan bekerja pada kerangka kerja yang disepakati bersama untuk kerja sama fungsional," kata Kantor Presiden Filipina dalam sebuah pernyataan.

"Kedua pemimpin mengakui bahwa meskipun ada perselisihan, kedua belah pihak tetap berkomitmen untuk memperluas ruang bagi keterlibatan positif yang mencerminkan hubungan dinamis dan multidimensi Filipina dan China."

China telah membuat seruan serupa selama bertahun-tahun namun tidak berbuat banyak dalam membendung tindakan tegas di wilayah LCS yang disengketakan. Kapal penangkap ikan, penjaga pantai, dan milisi maritim China telah melakukan serangan berulang dan berkepanjangan ke daerah-daerah yang diklaim oleh Filipina, yang diklaim Beijing termasuk dalam klaim "sembilan garis putus" yang maksimal. Baru-baru ini, bulan lalu, Penjaga Pantai Filipina (PCG) mengatakan bahwa kapal-kapal China telah melakukan manuver berbahaya di dekat kapal-kapal PCG setidaknya empat kali selama setahun terakhir di dekat Scarborough Shoal yang disengketakan.

Filipina telah mengajukan 241 protes diplomatik terhadap China sejak tahun 2016 -- 183 di antaranya diajukan tahun lalu saja. China telah melecehkan nelayan Filipina selama bertahun-tahun.

China khawatir dengan latihan militer tahunan Balikatan dari 28 Maret hingga 4 April antara AS dan Filipina. Dengan 9,000 personel militer dari kedua negara turut berpartisipasi di dalam Balikatan 2022, latihan terbesar yang pernah ada. Pertemuan Xi dan Duterte terjadi hanya satu hari menjelang pertemuan 2+2 menteri (menteri luar negeri dan menteri pertahanan ) Jepang dan Filipina pada 9 April.

China juga mengulangi sikap yang sama terhadap tetangga komunisnya Vietnam, penuntut terbesar kedua di LCS setelah China. Berkali-kali China menyusup ke ZEE Vietnam dan menghentikan eksplorasi minyaknya.

China telah melakukan latihan militer dari tanggal 4 Maret hingga 15 Maret di Gul of Tonkin, yang terletak hanya 60 laut dari Hue, Vietnam. Itu di ZEE Vietnam. Bagaimana China bisa melakukan latihan militer di ZEE negara asing tanpa persetujuan tuan rumah? China juga telah memberlakukan larangan kapal asing untuk memasuki tempat latihan perang.

Vietnam mengecam keras tindakan tidak bersahabat China.

"Bagian dari wilayah maritim yang disebutkan di atas milik zona ekonomi eksklusif Vietnam dan landas kontinen sebagaimana ditentukan berdasarkan Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982", ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Vietnam Le Thi Thu Hang kepada wartawan di Hanoi baru-baru ini.

"Kami meminta China untuk menghormati kedaulatan Vietnam dan tidak mengambil tindakan yang memperumit situasi, sehingga berkontribusi dalam menjaga perdamaian, keamanan dan stabilitas di kawasan Laut Timur."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun