Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Waspadalah terhadap Geng Kriminal dari China

9 Februari 2022   11:07 Diperbarui: 9 Februari 2022   11:20 3180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa tersangka dari China dibekuk polisi lantaran memeras korban phone seks. | Sumber: Humas Polda Metro Jaya

Setelah diekspos ke media internasional, China telah sepakat untuk melakukan penyelidikan bersama dengan Indonesia untuk menyelidiki masalah tersebut.

Selain itu, Myanmar juga menjadi korban perusahaan perikanan China yang rakus. Pada tahun 2015, sekitar 4,000 nelayan asal Myanmar dibebaskan oleh Indonesia setelah mereka terdampar di Indonesia bagian timur. Beberapa dari mereka diperbudak selama bertahun-tahun.

Perlakuan kejam terhadap nelayan dari Indonesia dan Myanmar memenuhi kriteria dan definisi perbudakan dari pemerintah AS.

Beberapa tersangka dari China dibekuk polisi lantaran memeras korban phone seks. | Sumber: Humas Polda Metro Jaya
Beberapa tersangka dari China dibekuk polisi lantaran memeras korban phone seks. | Sumber: Humas Polda Metro Jaya

Baru-baru ini, polisi di Jakarta menangkap sekelompok orang China setelah menerima laporan dari Taiwan. Geng ini menggunakan wanita untuk memikat pria di China dan Taiwan untuk terlibat dalam seks/romantis online melalui media sosial. Selama percakapan atau interaksi dengan pria China, wanita China ini mengambil foto telanjang pria secara diam-diam dan memeras mereka.

Orang mungkin bertanya-tanya bagaimana para penjahat ini dengan mudah datang ke negara-negara Asia Tenggara? Kriteria dasarnya adalah semua negara tersebut memiliki hubungan baik dengan China. Pertama, dimulai dengan perdagangan dan kemudian investasi. Keduanya baik untuk kedua negara.

China memiliki kebijakan membawa bahan sendiri jika mereka berinvestasi di satu negara. Kemudian perusahaan China akan mendatangkan pekerjanya sendiri untuk menyelesaikan proyek tersebut. Ada tuduhan bahwa beberapa perusahaan China membawa pekerja tidak terampil mereka sendiri, termasuk buruh, penjaga keamanan, pengemudi, tukang kebun dan bahkan juru masak, menolak memberikan pekerjaan tersebut kepada penduduk setempat.

Memanfaatkan hubungan dekat dan kegiatan ekonomi ini, gerombolan kriminal dari China datang ke negara-negara Asia Tenggara dengan menyamar sebagai pengusaha, pekerja terampil atau turis. Mereka memperlakukan negara-negara ini seperti wilayah mereka sendiri. Dalam kebanyakan kasus, korban berasal dari China daratan dan Taiwan.

Semua negara Asia Tenggara harus memperketat aturan visa dan mencermati geng kriminal ini dan aktivitasnya. China, sebagai negara yang bertanggung jawab, harus berbagi semua data dan intelijen tentang kelompok kriminal ini dengan semua negara Asia Tenggara.

Indonesia yang memiliki perdagangan $110 miliar dengan China harus waspada dan memantau aktivitas seluruh warga negara China untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Sebab, para kriminal yang cerdas dan berteknologi maju akan datang ke Indonesia dengan posisi yang berbeda-beda. Memantau dan menegakkan aturan keimigrasian secara ketat terhadap warga negara China adalah cara terbaik untuk mencegah gerombolan penjahat masuk ke Indonesia.

Penulis adalah seorang jurnalis senior yang tinggal di Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun