Hasil pertemuan tersebut adalah resolusi tentang situasi kemanusiaan di Afghanistan dan Deklarasi Islamabad tentang masalah Palestina.
OKI telah sepakat untuk menugaskan Islamic Development Bank (IDB) untuk membentuk dana perwalian khusus (special trust fund) tahun depan. OKI dan negara-negara lain akan menyumbangkan dana ini dan menyalurkan bantuan kemanusiaan melalui badan-badan PBB bukan melalui pemerintah Taliban.
OKI juga memutuskan untuk menunjuk Tariq Ali Bakheet, Asisten Sekretaris Jenderal OKI untuk Urusan Kemanusiaan, Kebudayaan dan Keluarga, sebagai utusan khusus OKI untuk Afghanistan. Bakheet akan didukung oleh sekretariat dan Kantor OKI di Afghanistan untuk mengoordinasikan bantuan dan upaya bantuan.
Banyak orang yang mengatakan bahwa KTT OKI sudah terlambat dan tidak ada yang menjanjikan uang untuk bantuan kemanusiaan pada KTT di Islamabad. OKI, yang dikendalikan oleh Arab Saudi, terkenal atas kelambanannya dalam banyak masalah umat seperti Palestina, Rohingya, Uigher, Suriah, Libya, Irak, Yaman dan Somalia.
Hanya 20 menteri luar negeri (dari 57) dan perwakilan dari 17 anggota lainnya yang menghadiri pertemuan tersebut. Menteri Luar Negeri interim Afganistan Amir Khan Muttaqi hadir pada pertemuan tersebut tetapi ia dikeluarkan dari foto grup para menteri luar negeri OKI.
Ada kemunduran besar bagi Pakistan selama KTT OKI. Semua menteri luar negeri dari lima negara Asia Tengah, termasuk tiga tetangga Afghanistan, memutuskan untuk menghadiri pertemuan ke-3 Dialog India-Asia Tengah di New Delhi dari tanggal 18-20 Desember daripada menghadiri pertemuan OKI di Islamabad pada 19 Desember.
Uzbekistan, Tajikistan, Turkmenistan, Kyrygistan dan Kazakhstan adalah anggota OKI, yang mengirim pejabat tingkat bawah ke Islamabad untuk menghadiri pertemuan OKI.
Sejak awal, Pakistan berusaha sangat keras untuk menarik perhatian OKI terhadap masalah Kashmir dan mendapatkan dukungan dari umat dalam pertemuan tersebut. Hanya Perdana Menteri Pakistan Imran Khan dan Menteri Luar Negeri Shah Mehmood Qureshi yang menyebutkan masalah Kashmir dalam pidato mereka.
India, yang bukan anggota OKI, memiliki lebih dari 200 juta warga Muslim.
Perdana Menteri Imran mengatakan bahwa akan menjadi krisis besar buatan manusia di Afghanistan jika tidak ada tindakan yang diambil.
"Jika dunia tidak bertindak, ini akan menjadi krisis buatan manusia terbesar yang sedang berlangsung di depan kita," kata Imran.