Norwegia sangat ambisius untuk menjadi netral iklim pada tahun 2030 dan "masyarakat rendah karbon" pada tahun 2050.
Bahkan, kontes ini diselenggarakan sebagai bagian dari Proyek Kerjasama ASEAN-Norwegia tentang Peningkatan Kapasitas Lokal untuk Mengurangi Polusi Plastik di Kawasan ASEAN (ASEANO).Â
"Salah satu komponen dari ASEANO Project adalah pendidikan. Kesadaran generasi muda penting untuk mengurangi polusi plastik di ASEAN," ujar Musungwa.
Pemuda dapat memainkan peran kunci dalam memerangi polusi plastik laut di masa depan.
"Massa anak muda yang terinformasi, terlibat dan berkomitmen dapat membantu [...] untuk memerangi polusi plastik sehubungan dengan negara-negara ASEAN dan juga kawasan," jelas Musungwa.
Kontes video ini bertujuan untuk melibatkan kaum muda dalam kampanye memerangi polusi plastik.
"Kompetisi ini merupakan bagian dari upaya mendorong kaum muda untuk berpartisipasi dalam wacana global tentang polusi plastik melalui ide-ide kreatif mereka dan mengkampanyekan dampak negatif dari polusi plastik. Mereka bisa memberikan ide-ide solusi alternatif," papar Arisman, Direktur Eksekutif CSEAS sekaligus salah satu juri di kontes tersebut.
Terlepas dari pandemi COVID-19, 150 anak muda dari Indonesia, Filipina, Malaysia, Myanmar, Vietnam dan Thailand mengirimkan entri mereka. Setiap peserta wajib membuat video kreatif berdurasi 3 menit yang sesuai dengan tema.
Dewan juri yang terdiri dari pakar dari Facebook, Google, BBC, CNN, ASEAN Foundation dan NIVA memilih 10 finalis. Panel juri memilih Tayzar dari Universitas Ekonomi Yangon, Le Thu dari Akademi Jurnalisme dan Komunikasi Vietnam dan Trisha sebagai pemenang.
 Tidak ada kekurangan bakat di antara para peserta, yang datang dengan beberapa ide kreatif untuk menyampaikan pesan untuk mengurangi polusi plastik.
"Sudah waktunya untuk berhenti. Kita membutuhkan pendidikan karakter bagi generasi muda untuk memerangi polusi plastik menuju gaya hidup yang berkelanjutan," kata Diandra Syifa Aulia dari Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia, dalam videonya.