Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Pakistan dan China Mencoba Menjinakkan Kelompok Teror Taliban, Warga Afghanistan Berusaha untuk Melarikan Diri

24 Agustus 2021   23:57 Diperbarui: 31 Agustus 2021   06:21 1347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tanggal 15 Agustus, pasukan Taliban memasuki ibu kota Afghanistan, Kabul. Hampir setiap penduduk kota itu sangat mengkhawatirkan masa depan mereka. Pada hari-hari berikutnya, terjadi kekacauan di Bandara Internasional Hamid Karzai Kabul karena ribuan penduduk Kabul ingin melarikan diri dari kota.

Pada saat yang sama, negara tetangga sedang bergembira.

"Organisasi Islam di sejumlah kota di Pakistan membagikan manisan kepada penduduk setempat. Di media sosial, beberapa orang berkoar-koar atas kegagalan upaya perang AS dan proyek pembangunan bangsa di negara sebelah," lapor Washington Post pada 18 Agustus.

"Afghanistan saat ini menyaksikan peralihan kekuasaan yang hampir mulus dari pemerintah Ghani [Presiden Ashraf Ghani] yang korup ke Taliban," cuit Raoof Hasan, asisten khusus Perdana Menteri Pakistan Imran Khan.

Pendukung Taliban dari Partai Jamiat Ulema-e-Islam-Nazryati merayakan kemenangan Taliban di Quetta, Pakistan. | Sumber: france24.com/Banaras Khan/AFP
Pendukung Taliban dari Partai Jamiat Ulema-e-Islam-Nazryati merayakan kemenangan Taliban di Quetta, Pakistan. | Sumber: france24.com/Banaras Khan/AFP

Dalam tanda kegembiraan yang jelas, PM Khan sendiri mengatakan, hanya beberapa jam setelah jatuhnya Kabul, bahwa orang-orang Afghanistan telah "memecah belenggu perbudakan" dari Barat.

Jika orang Afghanistan dibebaskan dari perbudakan, mengapa ribuan orang Afghanistan melarikan diri dari negara mereka setelah 15 Agustus?

Khan, yang telah menjadi lawan kuat dari "Perang Melawan Teror" Amerika, sangat senang atas kekalahan memalukan AS di tangan kelompok teror brutal yang memiliki hubungan dekat dengan al-Qaeda. 

Mengapa orang Pakistan merayakan kemenangan Taliban di Afghanistan sementara orang Afghanistan melarikan diri dari negara mereka dalam ketakutan.

Mari kita dengar apa yang dikatakan anggota Kongres Amerika tentang ini?

"Kita semua tahu bahwa Pakistan dan khususnya badan intelijennya memainkan peran penting dalam membina Taliban dan memungkinkan mereka untuk akhirnya mengambil alih. 

Menjijikkan untuk menonton pejabat Pakistan merayakan kemenangan kelompok ini yang akan membawa kebrutalan tak terhingga bagi rakyat Afghanistan," ujar Anggota parlemen Partai Republik Steve Chabot di Washington pada tanggal 22 Agustus.

Sudah menjadi fakta umum bahwa Taliban ada hari ini karena Pakistan dan agen mata-mata Inter-Services Intelligence (ISI) yang terkenal "notorious". Taliban diciptakan oleh Pakistan untuk melayani kepentingan strategisnya di Afghanistan.

Ada bukti konkret dari berbagai sumber tentang dukungan penuh Pakistan bagi Taliban sejak terbentuknya pada tahun 1994. Mantan menteri dalam negeri Jenderal Naseerullah Bababr di era perdana menteri Pakistan Benazir Bhutto bertanggung jawab dalam menyediakan dana untuk para Taliban, yang didirikan oleh Mullah Omar, yang belajar di Darul Uloom Haqqania di Pakhtunkhwa, Pakistan, pada tahun 1994.

Dalam bukunya yang terkenal, "Taliban: Militant Islam, Oil and Fundamentalism in Central Asia", penulis dan jurnalis terkemuka Ahmed Rashid memberikan gambaran lengkap tentang bagaimana Pakistan membantu Taliban tumbuh.

Menurut Rashid, Perusahaan Telekomunikasi Pakistan milik negara mendirikan jaringan telepon untuk Taliban; departemen pekerjaan umum memperbaiki jalan dan menyediakan listrik; Korps Perbatasan paramiliter, bagian dari kementerian dalam negeri, mendirikan jaringan nirkabel untuk komandan Taliban; Otoritas Penerbangan Sipil memperbaiki bandara Kandahar serta jet tempur Taliban; dan Radio Pakistan memberikan dukungan teknis kepada layanan radio resmi Taliban, Radio Shariat.

Antara tahun 1994 dan 1966, militer Pakistan terlibat langsung dalam berbagai pertempuran Taliban melawan panglima perang lokal dan merebut banyak kota, termasuk Kabul. 

Seorang pensiunan perwira militer senior Pakistan mengatakan kepada kelompok Human Rights Watch bahwa hingga 30 persen dari kekuatan pertempuran Taliban terdiri dari warga Pakistan yang bertugas di unit yang diselenggarakan oleh partai politik. Delapan ribu hingga 15,000 tentara lainnya, menurut sumber lain, adalah orang asing, terutama orang-orang Arab dari negara-negara di Teluk Persia dan Afrika Utara.

Arab Saudi juga mendanai Taliban di masa lalu.

Taliban dan teman-teman terorisnya mengubah Afghanistan menjadi pusat pelatihan teror global dan neraka buatan manusia bagi warga Afghanistan dari tahun 1996 hingga 2001. 

Teroris al-Qaeda yang berbasis di Afghanistan melancarkan serangan 11 September 2001 di tanah AS. AS menginvasi Afghanistan pada tahun 2001 dan menggulingkan rezim Taliban.

Selama bertahun-tahun, Taliban bertahan hidup dengan uang obat narkoba, dukungan penuh dari Pakistan, dan persenjataan serta pasokan China. Sekarang mereka mengambil kendali lagi Afghanistan dengan wajah baru dan janji-janji yang luar biasa. Siapa yang akan mempercayai mereka?

Taliban sekarang punya teman baru. Siapa dia?

Tidak lain adalah Komunis China. Mereka adalah teman yang aneh. Taliban merupakan sebuah organisasi ekstremis Muslim. China adalah negara yang diperintah oleh partai ateis, yang menganiaya Muslim Uighur, Buddha Tibet dan Kristen China.

Seperti Pakistan, China juga senang dan memuji Taliban pada tanggal 16 Agustus hanya beberapa jam setelah jatuhnya Kabul.

"Atas dasar rasa hormat sepenuhnya terhadap kedaulatan Afghanistan dan kehendak semua faksi di negeri ini, China telah mempertahankan kontak dan komunikasi dengan Taliban Afghanistan dan memainkan peran konstruktif dalam mempromosikan penyelesaian politik dari isu Afghanistan," ungkap seorang juru bicara China Hua Chunying pada saat konferensi pers di Beijing.

Abdul Basit, seorang rekan peneliti di S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS) di Singapura, menggambarkan hubungan antara Pakistan dan Taliban sebagai "perkawinan kenyamanan berdasarkan perbedaan taktis di Afghanistan".

"Bagi Pakistan, tujuannya adalah menjauhkan India dari Afghanistan dengan membantu Taliban. Bagi Taliban, tujuannya adalah untuk melawan kehadiran AS dan akhirnya memaksa mereka keluar dari Afghanistan dengan memanfaatkan perlindungan di Pakistan," katanya kepada South China Morning Post.

Salah satu pendiri Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar mengunjungi China pada bulan Juli dan bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Tianjin dan telah meyakinkan Wang bahwa Taliban tidak akan mengizinkan pejuang asing (ekstremis Uighur) beroperasi dari Afghanistan.

China menginginkan Afghanistan yang stabil untuk mengeksploitasi kekayaan mineralnya di negara Asia Selatan ini. China juga ingin menjadikan Afghanistan sebagai bagian dari Belt and Road Initiative (BRI) dengan menghubungkan Asia Tengah melalui Afghanistan.             

CNBC baru-baru ini melaporkan bahwa Taliban berada di atas mineral yang belum tersentuh senilai AS$ 3 triliun. 

Menurut Ahmad Shah Katawazai, mantan diplomat Afghanistan di Washington, Afghanistan memiliki unsur tanah mineral yang langka seperti lantanum, serium, neodymium, vena aluminium, emas, perak, seng, merkuri dan lithium. Mineral tanah langka biasanya digunakan dalam segala hal mulai dari elektronik hingga kendaraan listrik dan satelit serta pesawat terbang.

Tetapi kekayaan mineral ini belum tersentuh dan kedamaian serta stabilitas adalah kunci untuk mengeksplorasi mineral ini.

Tapi nyatanya adalah bahwa China sudah mengincar Afghanistan sejak lama.

Sebuah konsorsium yang dipimpin oleh China Metallurgical Group Corp menawar proyek senilai $3 miliar untuk mengembangkan salah satu deposit tembaga terbesar di dunia di Mes Aynak, menjanjikan juga untuk membangun pembangkit listrik, kereta api dan infrastruktur lainnya. 

Bahkan setelah 13 tahun, pekerjaan tersebut belum dimulai, sebagian besar karena aktivitas pemberontak di sekitar provinsi Logar. China juga telah menangguhkan pengeboran minyak di lembah Amu Darya karena penundaan birokrasi.

Apapun kepentingan ekonomi dan strategis China lainnya di Afghanistan, masih harus dilihat situasi nyatanya serta perilaku Taliban. Kita juga harus melihat perlawanan masyarakat terhadap Taliban dan peran pihak luar. 

Anehnya, media resmi China telah secara agresif memuji organisasi teroris sejak bulan lalu.

Bahkan setelah sembilan hari Taliban masih belum bisa mengumumkan pemerintahan. Tampaknya Pakistan dan China sedang mempertimbangkan untuk mengakui pemerintahan Taliban.

Jika mereka melakukannya, akan menjadi kesalahan besar dalam jangka panjang. Kelompok teroris Taliban belum menunjukkan warna aslinya. Mereka berbicara seperti dalam sebuah drama. Dikatakan bahwa mereka akan membentuk pemerintahan yang inklusif. Kemudian dikatakan bahwa mereka akan menghormati hak asasi manusia dan hak-hak perempuan tetapi menurut hukum Syariah.

Pada tanggal 19 Agustus, Taliban mengumumkan pembentukan Imarah Islam Afghanistan dan akan diatur oleh dewan yang berkuasa. Pemimpin tertinggi Taliban Akhundzada akan cenderung tetap bertanggung jawab secara keseluruhan.

Satu hal yang sangat jelas bahwa rakyat Afghanistan tidak akan pernah memiliki suara apapun dalam pemerintahan di bawah pemerintahan Taliban. Tidak akan ada demokrasi di negara tersebut.

"Tidak akan ada sistem demokrasi sama sekali karena tidak memiliki basis di negara kami. Kami tidak akan membahas sistem politik seperti apa yang harus kami terapkan di Afghanistan karena sudah jelas. Ini adalah hukum Syariah dan hanya itu," kata salah satu pemimpin Taliban Waheedullah Hashimi dalam sebuah wawancara dengan Reuters baru-baru ini.

Taliban memerintah negara dengan senjata bukan dengan dukungan rakyat. Ada laporan yang datang dari Afghanistan bahwa militan Taliban sudah melakukan pengecekan dari rumah-ke-rumah untuk mencari gadis-gadis muda berusia antara 12 hingga 16 tahun. 

Anggota Taliban menggunakan senjata untuk mengancam orang tua agar menyerahkan anak perempuannya kepada mereka untuk dinikahkan. Ini tidak manusiawi. Sangat memalukan bagi Afghanistan dan budayanya yang luar biasa.

China ingin memiliki akses ke Afghanistan melalui Taliban. Pakistan ingin menguasai Afghanistan melalui Taliban. China menggunakan taktik sederhana untuk ini. China pertama kali membuat Pakistan, penguasa Taliban, bergantung padanya melalui pinjaman dan berbagai proyeknya. 

China mengatakan kepada Pakistan untuk menjinakkan Taliban demi kepentingannya. Taliban sekarang berbicara seperti boneka dan ingin bekerja sama dengan China di Afghanistan. Sementara itu, China mungkin mengakui pemerintahan kelompok teror tersebut dan siap mengerahkan pasukannya di Afghanistan.

Komunitas internasional harus mengutuk rezim Taliban yang tidak demokratis dan tidak boleh mengakui pemerintahan Taliban. Taliban memiliki masa lalu yang paling buruk. Tidak ada yang percaya kata-kata mereka di dunia ini, terutama orang Afghanistan.

Rakyat Afghanistan lah yang harus memutuskan masa depan negara mereka, bukan para pemimpin Taliban, yang setia kepada militer Pakistan dan teman barunya China. Orang Afghanistan adalah orang yang paling malang di planet ini. Siapa yang akan menyelamatkan mereka?

Oleh Veeramalla Anjaiah

Penulis adalah seorang jurnalis senior yang tinggal di Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun