Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Pakistan dan China Mencoba Menjinakkan Kelompok Teror Taliban, Warga Afghanistan Berusaha untuk Melarikan Diri

24 Agustus 2021   23:57 Diperbarui: 31 Agustus 2021   06:21 1347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama bertahun-tahun, Taliban bertahan hidup dengan uang obat narkoba, dukungan penuh dari Pakistan, dan persenjataan serta pasokan China. Sekarang mereka mengambil kendali lagi Afghanistan dengan wajah baru dan janji-janji yang luar biasa. Siapa yang akan mempercayai mereka?

Taliban sekarang punya teman baru. Siapa dia?

Tidak lain adalah Komunis China. Mereka adalah teman yang aneh. Taliban merupakan sebuah organisasi ekstremis Muslim. China adalah negara yang diperintah oleh partai ateis, yang menganiaya Muslim Uighur, Buddha Tibet dan Kristen China.

Seperti Pakistan, China juga senang dan memuji Taliban pada tanggal 16 Agustus hanya beberapa jam setelah jatuhnya Kabul.

"Atas dasar rasa hormat sepenuhnya terhadap kedaulatan Afghanistan dan kehendak semua faksi di negeri ini, China telah mempertahankan kontak dan komunikasi dengan Taliban Afghanistan dan memainkan peran konstruktif dalam mempromosikan penyelesaian politik dari isu Afghanistan," ungkap seorang juru bicara China Hua Chunying pada saat konferensi pers di Beijing.

Abdul Basit, seorang rekan peneliti di S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS) di Singapura, menggambarkan hubungan antara Pakistan dan Taliban sebagai "perkawinan kenyamanan berdasarkan perbedaan taktis di Afghanistan".

"Bagi Pakistan, tujuannya adalah menjauhkan India dari Afghanistan dengan membantu Taliban. Bagi Taliban, tujuannya adalah untuk melawan kehadiran AS dan akhirnya memaksa mereka keluar dari Afghanistan dengan memanfaatkan perlindungan di Pakistan," katanya kepada South China Morning Post.

Salah satu pendiri Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar mengunjungi China pada bulan Juli dan bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Tianjin dan telah meyakinkan Wang bahwa Taliban tidak akan mengizinkan pejuang asing (ekstremis Uighur) beroperasi dari Afghanistan.

China menginginkan Afghanistan yang stabil untuk mengeksploitasi kekayaan mineralnya di negara Asia Selatan ini. China juga ingin menjadikan Afghanistan sebagai bagian dari Belt and Road Initiative (BRI) dengan menghubungkan Asia Tengah melalui Afghanistan.             

CNBC baru-baru ini melaporkan bahwa Taliban berada di atas mineral yang belum tersentuh senilai AS$ 3 triliun. 

Menurut Ahmad Shah Katawazai, mantan diplomat Afghanistan di Washington, Afghanistan memiliki unsur tanah mineral yang langka seperti lantanum, serium, neodymium, vena aluminium, emas, perak, seng, merkuri dan lithium. Mineral tanah langka biasanya digunakan dalam segala hal mulai dari elektronik hingga kendaraan listrik dan satelit serta pesawat terbang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun