Terjadi peningkatan dalam pelecehan dunia maya oleh troll terhadap wartawan, terutama wartawan perempuan. Empat wartawan tewas tahun lalu karena melaporkan tentang korupsi dan perdagangan narkoba.
"Saya memutuskan untuk berbicara minggu lalu karena cukup sudah. Selama setahun terakhir, dilaporkan ada 148 kasus ancaman dan penyerangan terhadap wartawan. Ada penyensoran berat -- termasuk bunyi bip, acara tiba-tiba dicabut dari udara dan saluran menghilang secara misterius dari layar. Online, ada kampanye pelecehan dunia maya yang kejam dan terkoordinasi," Hamid Mir, seorang jurnalis dan penulis Pakistan, baru-baru ini menulis dalam sebuah artikel di surat kabar The Guardian.
"Polanya sangat dapat diprediksi. Wartawan yang kritis dan berpikiran independen selalu menjadi sasaran. Serangan datang setelah serangkaian ancaman. Setelah penyerangan, korban dituduh memalsukan kejadian untuk mencari publisitas atau suaka politik. Terlepas dari bukti, para penyerang tidak pernah tertangkap. Sebaliknya, para korban disebut pengkhianat dan bahkan menghadapi tuduhan baru."
Pakistan adalah tempat yang berbahaya bagi jurnalis. Menurut Komite Perlindungan Wartawan (CPJ), setidaknya 61 wartawan telah tewas di Pakistan sejak tahun 1962.
Al-Jazeera baru-baru ini melaporkan dengan mengutip wartawan dan editor Pakistan bahwa menulis berita tentang peran militer dalam pemerintahan dan politik sangat dilarang.
Saat menanggapi serangan terhadap Asad, ketua Partai Rakyat Pakistan Bilawal Bhutto-Zardari mengatakan baru-baru ini bahwa ia akan menulis surat kepada Direktur Jenderal ISI Letnan Jenderal Faiz Hameed mengenai serangan terhadap jurnalis oleh agen ISI.
Ia membuat komentar tersebut saat pertemuan Komite Tetap Majelis Nasional untuk Hak Asasi Manusia. Kemudian ia juga men-tweet tentang masalah ini.
Menurutnya, citra ISI dan Pakistan dirusak oleh serangan terhadap jurnalisme di ibu kota.
"Sebuah pesan negatif dikirim ke seluruh dunia karena insiden tersebut. Kementerian dalam negeri harus mengakhiri masalah ini," ujar Bilawal kepada wartawan dari berbagai media, termasuk koran Dawn.
Menurut Bilawal, telah terjadi 50 serangan terhadap wartawan di Pakistan sejak Imran menjadi perdana menteri.
"Sayangnya, kami tidak puas. Serangan terbanyak [terhadap jurnalis] di Islamabad terjadi bukan di era Zia-ul-Haq, bukan di era [Gen Pervez] Musharraf tapi di Naya Pakistan. Ini tidak hanya terkutuk tetapi juga merupakan pelanggaran terhadap Konstitusi," kata Bilawal.