Rakyat Pakistan akhirnya mulai mengkritik CPEC, dengan alasan bahwa China mendapatkan lebih banyak keuntungan dari inisiatif tersebut daripada Pakistan. China memperoleh akses ke pelabuhan Gwadar yang strategis dan terhubung ke Kashgar di Xinjiang melalui jalur kereta api dan jalan raya. Pipa gas minyak juga dibangun di sepanjang jalan menuju China.
Dampak yang paling merusak ekonomi Pakistan dari CPEC adalah beban hutangnya. Utang luar negeri Pakistan meningkat karena pinjaman dari proyek CPEC. Pakistan sekarang berhutang kepada China sebesar $17.1 miliar, jauh lebih besar daripada pinjaman Dana Moneter Internasional atau Paris Club.
Orang-orang di Balochistan, termasuk separatis dan teroris, tidak menyukai aktivitas China di wilayah mereka. Mereka melancarkan banyak serangan terhadap instalasi China. Pakistan mendirikan pagar berduri di sekitar kota pelabuhan Gwadar dan penduduk setempat tidak diizinkan masuk ke banyak bagian kota pelabuhan.
Hubungan pertahanan
Selama 70 tahun terakhir, hubungan pertahanan telah berkembang dengan pesat. Sebagian besar senjata Pakistan adalah buatan China dan Pakistan menjadi pembeli terbesar senjata China.
Satu-satunya keuntungan yang didapat Pakistan dari China adalah memperoleh teknologi nuklir diam-diam dari Korea Utara pada tahun 1998. China membantu Pakistan melalui Korea Utara. Akibatnya, Pakistan yang malang saat ini telah menjadi tenaga nuklir.
China dan Pakistan mencapai kesepakatan untuk bersama-sama memproduksi jet tempur JF-17, proyek andalan Angkatan Bersenjata Pakistan. Mereka juga berkolaborasi dalam produksi kapal, kapal selam, tank dan peralatan lainnya.
Tentara kedua negara berpartisipasi dalam latihan militer bersama secara teratur.
Media China secara teratur menggambarkan Gwadar sebagai "basis logistik" China dengan beberapa hak berdaulat.
Menurut beberapa laporan media, China memiliki stasiun penyadapan di dekat Gwadar untuk memantau aktivitas angkatan laut dan pengiriman di Laut Arab hingga Teluk Eden.
Tujuan utama pengembangan pelabuhan Gwadar adalah untuk merusak kepentingan geostrategis Indonesia dan Selat Malaka. China tidak suka perdagangannya dari dan ke Timur Tengah dan Afrika melewati Selat Malaka dan mempertegang Laut China Selatan. Sebagian besar impor energinya dapat diunduh di Gwadar dan selanjutnya diangkut melalui jalur kereta api dan jalan raya ke Xinjiang.