Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Tekanan Global Meningkat pada Komunis China atas Penganiayaan terhadap Muslim di Xinjiang

27 Mei 2021   18:36 Diperbarui: 27 Mei 2021   18:50 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yashar Yalkun, presiden Asosiasi Uighur di Belgia, melakukan aksi protes bersama orang Uighur lainnya di depan Gedung Council Uni Eropa di Brussels, Belgia, baru-baru ini. | Sumber: euobserver.com/Belgian Uighur Association

China mengutuk seruan boikot Pelosi.

"Saya bertanya-tanya apa yang membuat beberapa politisi AS berpikir bahwa mereka benar-benar memiliki apa yang disebut sebagai 'otoritas moral'? Mengenai masalah hak asasi manusia, mereka tidak dalam posisi, baik secara historis maupun saat ini, untuk membuat kritik ceroboh yang tidak berdasar terhadap China," Liu Pengyu, juru bicara kedutaan besar China di Washington  mengatakan kepada kantor berita Reuters.

Baru-baru ini, mantan utusan AS untuk PBB Nikki Haley juga menyerukan boikot Olimpiade Musim Dingin Beijing tahun depan untuk menghukum China atas kelalaiannya dalam menangani pandemi COVID-19 pada tahap awal di bulan Desember 2019. Pandemi pertama kali bermula di Wuhan, China.

"Kita harus benar-benar memboikot Olimpiade China. Sekutu dan teman lain harus melakukannya bersama kami," kata Haley kepada Fox News baru-baru ini.

Waktunya telah tiba bagi seluruh dunia untuk mengutuk kejahatan China terhadap kemanusiaan di Xinjiang dan membela hak-hak Muslim Uighur. Sayangnya, sebagian besar negara Muslim selama ini bungkam tentang masalah Muslim Uighur dengan mendukung penuturan China bahwa masalah Uighur adalah masalah separatisme dan terorisme. Banyak orang menduga bahwa kepentingan ekonomi menjadi alasan utama negara-negara Muslim diam tentang Muslim Uighur.

Penulis adalah jurnalis senior yang tinggal di Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun