Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pakistan Menghadapi Radikalisme dan Terorisme

28 April 2021   10:12 Diperbarui: 28 April 2021   10:22 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ribuan anggota dan simpatisan kelompok radikal Tehreek-e-Labbaik Pakistan (TLP) melakukan aksi protes terhadap Prancis baru-baru ini di kota Islamabad di Pakistan. | Sumber: Press Media of India

Oleh Veeramalla Anjaiah

Negara manakah yang paling berbahaya di dunia untuk dikunjungi? Anda pasti sudah mulai memikirkan negara-negara seperti Suriah, Yaman, Afghanistan dan Irak. Tetapi menurut situs web alarms.org, Pakistan adalah tempat paling berbahaya untuk dikunjungi pada tahun 2019.

Tidak ada kegiatan pariwisata pada tahun 2020 karena semua negara menutup perbatasan mereka akibat pandemi COVID-19.

Afghanistan adalah tempat paling berbahaya kedua untuk dikunjungi pada tahun 2019. 

Baik Pakistan maupun Afghanistan, yang berbatasan satu sama lain, adalah rumah bagi banyak organisasi teroris, baik lokal maupun internasional, yang menimbulkan risiko tertinggi tidak hanya bagi nyawa wisatawan tetapi juga bagi masyarakat lokal.

Anehnya, beberapa dari organisasi teroris ini didukung dan didanai oleh militer Pakistan dan badan intelijen negara Inter-Services Intelligence (ISI) yang kuat. Pakistan menggunakan beberapa dari kelompok teror ini untuk melawan saingannya seperti India dan Afghanistan.

Pekan lalu, tepatnya pada tanggal 21 April, seorang pembom bunuh diri dari kelompok teror terlarang Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), meluncurkan serangan bom mobil di Hotel Serena yang mewah di Quetta, ibukota provinsi Balochistan, menewaskan lima orang dan melukai 11 orang. TTP saat ini merupakan kelompok teror paling berbahaya di Pakistan.

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan pada tanggal 22 April berjanji untuk tidak membiarkan momok terorisme muncul lagi.

"Saya sangat sedih dengan hilangnya nyawa tak berdosa dalam serangan teroris yang terkutuk dan pengecut di Quetta kemarin. Bangsa kami telah berkorban besar dalam mengalahkan terorisme dan kami tidak akan membiarkan momok ini muncul lagi. Kami tetap waspada terhadap semua ancaman internal & eksternal," tweet Khan pada tanggal 22 April.

Tanggungjawab dari serangan tersebut diklaim oleh TPP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun