Duterte telah memanggil Duta Besar China untuk Filipina Huang Xilian baru-baru ini dan mengatakan bahwa Filipina telah memenangkan kasus arbitrase pada tahun 2016, yang menegaskan hak berdaulat di tengah klaim menantang dari China.
Indonesia dan AS telah menerima putusan PCA 2016 sebagai dasar hukum untuk menyelesaikan semua sengketa di LCS.Â
Banyak orang tidak menyadari tentang potensi perang yang besar di LCS akibat agresivitas China.Â
Potensi perang
AS, satu-satunya negara adidaya dan sekutu lama Filipina, mengatakan akan mendukung Manila dalam perangnya melawan China yang agresif.
"RRC [Republik Rakyat China] menggunakan milisi maritim untuk mengintimidasi, memprovokasi dan mengancam negara lain. Kami mendukung Filipina, sekutu perjanjian tertua kami di Asia," kata Kedutaan Besar AS di Manila.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyampaikan komitmen AS untuk melindungi Filipina kepada Menlu dari Filipina Teodoro Locsin pada 24 Maret lalu melalui panggilan telepon.
Kedua pemimpin sepakat bahwa aliansi antara AS dan Filipina adalah "penting bagi kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka".
Blinken "menekankan pentingnya Perjanjian Pertahanan Bersama bagi keamanan kedua negara dan penerapannya yang jelas atas serangan bersenjata terhadap angkatan bersenjata Filipina, kapal umum, atau pesawat di Pasifik, yang mencakup Laut Cina Selatan", jelas Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan.
Hal itu mengacu pada Perjanjian Pertahanan Bersama 1951 yang ditandatangani oleh Filipina dan AS pada tanggal 30 Agustus 1951. Berdasarkan perjanjian tersebut, AS memiliki kewajiban untuk melindungi Filipina dari agresi asing.
Tindakan China di LCS mengancam perdamaian dan keamanan di ASEAN.