Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Pemerintahan Imran Khan Berkinerja Buruk di Bidang Ekonomi

27 Februari 2021   13:59 Diperbarui: 27 Februari 2021   15:05 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di bawah kepemimpinan Imran, Pakistan telah menjadi salah satu negara dengan tingkat inflasi tertinggi di dunia.

Pada tahun 2018, Pakistan mencatat inflasi 4.7 persen dan melonjak menjadi 6.8 persen di tahun 2019. Akibat kurangnya upaya dari pemerintah, Pakistan mencatat inflasi 12 persen pada tahun 2020. Mungkin sekarang jauh lebih tinggi.

Sebelum menjadi perdana menteri, Imran adalah kritikus vokal Dana Moneter Internasional (IMF) dan program dana talangannya yang sulit.

Imran juga telah mengetuk pintu IMF meminta dana talangan untuk menyelamatkan perekonomian Pakistan dari krisis fiskal dan defisit akun di tahun 2019. IMF dan Pakistan mencapai kesepakatan dana talangan sebesar $6 miliar, yang akan bertahan selama tiga tahun. Banyak orang di Pakistan menggambarkan dana talangan IMF sebagai "pukulan politik" bagi Imran. Namun tidak ada pilihan sama sekali bagi Imran.

"Pakistan menghadapi lingkungan ekonomi yang menantang, dengan pertumbuhan yang lamban, inflasi yang tinggi, hutang yang tinggi dan posisi eksternal yang lemah," kata Ernesto Ramirez Rigo, yang memimpin misi IMF ke Pakistan, dalam sebuah pernyataan pada tahun 2019.

"Pihak berwenang menyadari kebutuhan untuk mengatasi tantangan ini, serta menangani informalitas yang besar dalam perekonomian, rendahnya pengeluaran untuk sumber daya manusia dan kemiskinan."

Percaya atau tidak? Setiap orang Pakistan memiliki utang masing-masing $1,000 karena total hutang negara mencapai tingkat yang mengkhawatirkan yaitu sebesar $283 miliar, lebih dari PDB negara tersebut. Per Desember 2020, Pakistan memiliki total utang luar negeri senilai $115 miliar.

Saat ini, China telah menjadi pemberi pinjaman terbesar ke Pakistan setelah mengungguli Jepang dan IMF. Pakistan berhutang $19 miliar ke China. Pakistan dan China telah menandatangani China Pakistan Economic Corridor (CPEC) pada tahun 2015 untuk meningkatkan infrastruktur di Pakistan. Proyek CPEC akan menambah $14 miliar kepada utang publik Pakistan.

Setiap bulan, Pakistan memiliki kewajiban untuk membayar $1 miliar atau $12.4 miliar per tahun untuk membayar utang (cicilan) dan bunganya.

"Utang dan kewajiban luar negeri Pakistan telah meningkat pesat selama beberapa tahun terakhir. Pemerintah dipaksa untuk meminjam banyak dari sumber eksternal - termasuk kreditor multilateral dan bilateral dan pemberi pinjaman komersial - untuk memenuhi kewajiban pembayaran utang luar negerinya, serta untuk membiayai anggaran, pembangunan dan impor," kata surat kabar Pakistan Dawn dalam sebuah editorial terbaru.

Apa saja alasan dari lonjakan utang Pakistan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun