Saat mengeluarkan siaran pers pada 4 Januari, AIDL juga mempresentasikan video, yang dengan jelas menunjukkan video anak-anak di kamp-kamp Tindouf yang berlatih dengan senjata api dan menghadapi indoktrinasi.
"AIDL menegaskan bahwa perekrutan anak, eksploitasi dan keterlibatan mereka dalam konflik dan perang sepenuhnya dilarang dan dikriminalisasi dalam hukum internasional," kata LSM itu dalam siaran pers.
Dengan Polisario mendeklarasikan perang melawan Maroko, penderitaan lebih dari 50,000 pengungsi Sahrawi akan meningkat di bulan-bulan mendatang. Pasukan Polisario bukanlah tandingan pasukan Maroko. Kelompok pemberontak harus menyadari kenyataan dasar bahwa mereka tidak akan pernah menang melawan Maroko yang lebih kuat.
Mayoritas orang Sahrawi senang di bawah pemerintahan Maroko. Maroko menginginkan perdamaian bukan perang dengan Polisario dan siap untuk secara terbuka menyambut Polisario dan semua pengungsi di Tindouf ke Maroko Sahara jika kelompok pemberontak menerima Rencana Otonomi Maroko. Masyarakat internasional, terutama AS dan UE, siap membantu rekonstruksi Sahara Maroko dan pembangunan ekonomi jika perdamaian berhasil tercapai di kawasan itu.
Penulis adalah seorang wartawan senior yang tinggal di Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H