Ketua Komite Keuangan dan Administrasi Publik Senat Australia James Peterson menyarankan agar pemerintah lebih berhati-hati dalam memberikan akses kepada jurnalis China, yang bukan jurnalis sungguhan tetapi pegawai pemerintah, ke Parlemen Federal.
Menurut Prof. Clive Hamilton dari Charles Sturt University, layanan berita China adalah bagian dari propaganda United Front Department. Seorang diplomat China yang mempengaruhi politik Australia adalah langkah besar China.
Pada bulan Januari, Pasukan Perbatasan Australia di bandara Sydney telah menggeledah telepon dan laptop Zhang dan menemukan bukti campur tangan China dalam politik Australia.
China mengecam Australia karena memperlakukan jurnalis dan cendekiawannya dengan buruk.
"Perilaku pemerintah Australia [...] secara terang-terangan melanggar hak dan kepentingan sah jurnalis China di sana serta menyebabkan kerusakan parah pada kesehatan fisik dan mental jurnalis juga keluarga mereka," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China  Zhao Lijian kepada wartawan di Beijing.
China, yang tidak mengizinkan kebebasan pers dasar dan kebebasan berekspresi di dalam negeri, sedang berbicara tentang hak-hak jurnalis. Media pemerintah China telah mengeksploitasi nilai-nilai kebebasan keterbukaan di negara-negara demokratis seperti Australia untuk mengejar kepentingannya sendiri.
Waktunya telah tiba bagi dunia untuk memperhatikan dan secara efektif menangani semua standar ganda China yang mencolok.
Amerika Serikat pada 18 Februari menyatakan bahwa kantor berita China Xinhua, penyiar pemerintah CGTN, China Radio International, China Daily, dan People's Daily adalah operator negara China. Keputusan Amerika ini muncul setelah laporan dugaan keterlibatan operasi intelijen China dalam penelitian ilmiah di Universitas Harvard dan peretasan tahun 2017 dari badan pelaporan kredit terbesar negara itu, Equifax. AS juga menunjuk semua lembaga  China di Amerika Serikat  tersebut sebagai "Misi Asing".
Hal yang memprihatinkan untuk diperhatikan betapa sulit dan berbahayanya kehidupan jurnalis asing di China. Klub Koresponden Asing Tiongkok (FCCC) mengatakan dalam laporan tahunan 2019 bahwa jurnalis asing menghadapi peningkatan pelecehan, pengawasan dan intimidasi dari otoritas China.Â
Visa jurnalistik dan akreditasi pers menjadi alat utama pemerintah untuk melecehkan dan mengintimidasi jurnalis asing. Agen intelijen sering meretas email jurnalis asing dan mengirim aplikasi pesan terenkripsi untuk membuat mereka frustasi. Mereka juga memantau semua komunikasi jurnalis asing.
PKC khawatir tentang laporan asli mengenai kondisi China oleh wartawan asing. Pada Agustus tahun lalu, China mengeluarkan jurnalis Wall Street Journal karena menerbitkan laporan tentang dugaan keterlibatan dalam aktivitas perjudian dan pencucian uang oleh sepupu Presiden Xi Jinping di Australia.  Â