Oleh Veeramalla Anjaiah
Kashmir tidak diragukan lagi adalah "Surga di Bumi" karena keindahannya yang luar biasa. Dengan gunung salju, danau segar, sungai, taman yang indah, lembah, pohon apel, bunga-bunga, dan orang-orang yang ramah menjadikannya surga dan membuatnya terlihat seperti Swiss di Asia.
Tapi surga ini berubah menjadi neraka selama empat dekade terakhir akibat terorisme, separatisme, dan ambisi geopolitik negara tetangga.
Bagaimana cara menahan terorisme dan gerakan separatis di Kashmir, yang merupakan bagian dari Jammu dan Kashmir (J&K) India?
Terlebih lagi, kelompok-kelompok teror global seperti al-Qaeda dan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah memasuki J&K dalam beberapa tahun terakhir, membuat situasinya lebih rumit. India telah melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan masalah J&K.
Masalah utama J&K adalah terorisme, separatisme, korupsi, tata kelola yang buruk, konektivitas, infrastruktur dan keterbelakangan,
Dalam upaya untuk mengekang terorisme dan separatisme serta untuk mendorong pembangunan ekonomi, India mengambil langkah berani pada 5 Agustus 2019 dengan menghapus Pasal 370 Konstitusi India dan menjadikan Jammu Kashmir sebagai Wilayah Persatuan (Union Territory). Di bawah Pasal 370, Jammu dan Kashmir adalah negara bagian India dengan status khusus dan memiliki kekuatan lebih besar daripada negara bagian lain.
Sebagai Wilayah Persatuan, Jammu dan Kashmir berada di bawah kendali langsung pemerintah pusat. Mari kita lihat apa yang terjadi di Jammu dan Kashmir yang mayoritas penduduknya Muslim dalam satu tahun terakhir.
Selama 12 bulan terakhir, Jammu dan Kashmir, wilayah bermasalah yang dipenuhi dengan aktivitas separatis dan terorisme, menyaksikan penurunan sebesar 40 persen dalam kekerasan.
Menurut Laporan Forum Hak Asasi Manusia di Jammu dan Kashmir bulan Juli 2020, pada tahun 2018, J&K mengalami 597 serangan teroris terhadap pasukan keamanan dan warga sipil, yang menghilangkan nyawa 452 korban. Setahun kemudian, langkah-langkah keamanan dan pencegahan yang ketat mampu membawa jumlah serangan menjadi 369, dengan 283 korban jiwa.Tren yang sama terus berlanjut selama tujuh bulan terakhir tahun ini.
Dapat dicatat di sini bahwa Pakistan, yang mengendalikan sebagian gerakan separatis dari J&K, diduga berada di belakang serangan teroris dan kerusuhan sosial di J&K India.
Selama lebih dari 70 tahun, Pakistan, tanpa henti dalam upayanya menduduki Jammu dan Kashmir. Menurut India, Pakistan telah melakukan perang, terorisme, infiltrasi, gencatan senjata di Garis Kontrol (LOC), dan menyediakan dana serta senjata untuk separatis.Â
Pakistan membantah tuduhan ini, tetapi mengakui memberikan dukungan moral dan politik kepada kelompok separatis di J&K. India mengatakan ada bukti kuat atas keterlibatan Pakistan dalam kegiatan kekerasan yang mengganggu J&K.
Tetapi mantan Presiden Pakistan Pervez Musharraf (2001 hingga 2008) mengakui dalam sebuah wawancara tahun lalu bahwa Pakistan memberikan pelatihan militer kepada separatis Kashmir dari India di Pakistan.
Pakistan telah memberikan uang, senjata, dan pelatihan teroris kepada militan Kashmir dan pemuda setempat untuk melakukan kegiatan teroris di wilayah J&K. Pada 14 Februari 2019, Adil Ahmad Dar, seorang pemuda setempat yang dilatih oleh organisasi ekstrimis Pakistan Jaish-e-Mohammad, melancarkan serangan bunuh diri terhadap konvoi pasukan keamanan di Pulwama, J&K, yang menewaskan 40 personel keamanan.
Pakistan menuduh India menekan aspirasi rakyat Kashmir untuk berpisah dari India. Karena banyaknya serangan, pasukan keamanan India dengan ketat mengontrol J&K.
Untungnya, tahun terakhir ini perdamaian dan stabilitas perlahan-lahan kembali ke J&K. Menurut berbagai laporan dari lapangan, sudah mulai terlihat senyuman di wajah orang-orang , bukan lagi ketakutan dan teror. Bagaimana ini bisa terjadi?
Pemerintah tanpa lelah bekerja dengan semua kota dan desa. Pejabat di semua tingkatan telah diberikan kekuatan penuh untuk menyelesaikan masalah rakyat tanpa penundaan birokrasi.
Masih ada banyak desa di J&K yang tidak memiliki listrik. Tetapi sekarang, untuk pertama kalinya, orang-orang di daerah terpencil ini akan memiliki akses listrik.
Pembangkit listrik meningkat menjadi 3,417.13 megawatt pada bulan Maret 2020 setelah selesainya beberapa pembangkit listrik baru di J&K.
Hanya dalam satu tahun, pemerintah membuka 50 perguruan tinggi baru, termasuk tujuh perguruan tinggi kedokteran baru. Pemerintah juga berencana untuk membuka dua lembaga kedokteran canggih, yang bernama All India Institute of Medical Sciences (AIMS), di Jammu dan Kashmir.Â
Jumlah kursi kedokteran di daerah itu telah berlipat ganda karena pemerintah ingin mengubah Jammu dan Kashmir menjadi pusat pariwisata kesehatan. Namun, pandemi COVID-19 telah mengganggu kegiatan akademik.
Karena J&K sekarang dikelola langsung oleh pemerintah pusat, tingkat korupsi telah menurun di berbagai tingkatan. Lebih banyak dana telah dialokasikan untuk berbagai proyek infrastruktur, termasuk pembangunan jalan, jalur kereta api, jembatan, sekolah, rumah sakit dan bendungan.
Di antara proyek-proyek pengembangan, Indian Railways saat ini sedang membangun jembatan kereta api tertinggi di dunia di Sungai Chenab di J&K. Jembatan sepanjang 467 meter sedang dibangun pada ketinggian 359 meter dari permukaan dasar sungai. Jembatan ini akan jauh lebih tinggi dari Menara Eiffel di Paris, yang memiliki ketinggian 324 meter.
Selanjutnya, pekerjaan sedang berlangsung untuk membangun lebih dari 12 jalan di wilayah Jammu dan Kashmir.
Proyek-proyek infrastruktur ini, terutama jalan dan jalur kereta api, tidak hanya menghubungkan berbagai desa dan kota di J&K, tetapi juga J&K dengan seluruh India.
Terlepas dari efek COVID-19, J&K mengekspor barang senilai AS$146.57 juta, terutama produk hortikultura dan kerajinan tangan, ke luar negeri dari bulan April hingga Desember 2019.
J&K dulunya adalah objek wisata utama di India hingga sektor pariwisata mulai terganggu oleh terorisme dan COVID-19. Upaya untuk menghidupkan kembali pariwisata di kawasan ini adalah salah satu tujuan pemerintah saat ini.
Rekor anggaran negara
India telah mengalokasikan rekor anggaran negara sebesar Rs 1.01 lakh crores (sekitar $13 miliar) untuk J&K di tahun finansial 2020-2021, lompatan besar dari Rs 88,911 crores pada tahun 2019-2020. Anggaran J&K yang baru lebih dari tiga kali lipat lebih besar dari anggaran DKI Jakarta tahun 2020, yaitu Rp 47.1 triliun ($3.23 miliar).
J&K memiliki populasi 13.80 juta orang, dengan sekitar 70 persen dari mereka adalah Muslim.
Dari anggaran negara ini, Rs 38,764 crores dialokasikan untuk proyek-proyek pembangunan, meningkat 27 persen dari anggaran pembangunan negara di tahun 2019-2020.
Pada tahun lalu, pemerintah menciptakan 10,000 lapangan kerja di instansi pemerintahan. Tahun ini, mereka berencana untuk menyediakan 50,000 lapangan pekerjaan di pemerintah. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 11% dalam J&K di tahun ini meskipun ada pandemi yang sedang berlangsung.
Pemerintah mampu menyediakan dana pensiun untuk warga lanjut usia, beasiswa untuk siswa, dan nutrisi tambahan untuk ibu menyusui dan wanita hamil dalam kurun waktu satu tahun. Mereka juga menyediakan asuransi kesehatan secara gratis untuk semua orang.
Semua program ini, bersama dengan lingkungan yang damai dan stabil, telah menghasilkan peningkatan indeks kebahagiaan di J&K.
Pada tahun lalu, lebih dari 800,000 orang, termasuk 170,000 penerima dana pensiun baru, menerima dana pensiun di bawah Skema Jaminan Sosial Terpadu (ISSS), yang menargetkan warga negara senior, pelajar muda, wanita dan anak yatim.
Orang-orang yang membutuhkan bantuan tetapi tidak tercakup dalam ISSS dapat menerima dana pensiun di bawah Program Bantuan Sosial Nasional (NSAP).
Sekitar 600,000 siswa di J&K telah diberikan beasiswa pra dan pasca-prestasi selama 12 bulan terakhir. Ada banyak program kesejahteraan lainnya juga.
Tahun lalu saja, pemerintah menghabiskan Rs 1,705 crores untuk berbagai program kesejahteraan, yang telah membantu sekitar 4.5 juta orang di J&K.
Setelah kekerasan mulai terkendali, konektivitas ditingkatkan, iklim investasi meningkat dan industri pariwisata dihidupkan kembali, orang-orang J&K pasti akan makmur dan hidup dalam damai. Wilayah persatuan baru J&K bergerak ke arah yang benar.
Indonesia dan India dapat bekerja sama dalam mengendalikan terorisme. Bulan lalu Menteri Pertahanan kita Prabowo Subianto mengunjungi India untuk meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan antar kedua negara. Ia berdiskusi dengan Menteri Pertahanan India, Rajnath Singh, terkait masalah terorisme dan keamanan maritim di kawasan Indo-Pasifik.
Seperti J&K India yang kurang berkembang, Indonesia juga memiliki banyak provinsi terbelakang seperti Papua, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Kita dapat belajar dari pengalaman India tentang cara mengembangkan daerah tertinggal dengan cepat.Â
Penulis adalah seorang wartawan senior tinggal di Jakarta.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI