Selama lebih dari 70 tahun, Pakistan, tanpa henti dalam upayanya menduduki Jammu dan Kashmir. Menurut India, Pakistan telah melakukan perang, terorisme, infiltrasi, gencatan senjata di Garis Kontrol (LOC), dan menyediakan dana serta senjata untuk separatis.Â
Pakistan membantah tuduhan ini, tetapi mengakui memberikan dukungan moral dan politik kepada kelompok separatis di J&K. India mengatakan ada bukti kuat atas keterlibatan Pakistan dalam kegiatan kekerasan yang mengganggu J&K.
Tetapi mantan Presiden Pakistan Pervez Musharraf (2001 hingga 2008) mengakui dalam sebuah wawancara tahun lalu bahwa Pakistan memberikan pelatihan militer kepada separatis Kashmir dari India di Pakistan.
Pakistan telah memberikan uang, senjata, dan pelatihan teroris kepada militan Kashmir dan pemuda setempat untuk melakukan kegiatan teroris di wilayah J&K. Pada 14 Februari 2019, Adil Ahmad Dar, seorang pemuda setempat yang dilatih oleh organisasi ekstrimis Pakistan Jaish-e-Mohammad, melancarkan serangan bunuh diri terhadap konvoi pasukan keamanan di Pulwama, J&K, yang menewaskan 40 personel keamanan.
Pakistan menuduh India menekan aspirasi rakyat Kashmir untuk berpisah dari India. Karena banyaknya serangan, pasukan keamanan India dengan ketat mengontrol J&K.
Untungnya, tahun terakhir ini perdamaian dan stabilitas perlahan-lahan kembali ke J&K. Menurut berbagai laporan dari lapangan, sudah mulai terlihat senyuman di wajah orang-orang , bukan lagi ketakutan dan teror. Bagaimana ini bisa terjadi?
Pemerintah tanpa lelah bekerja dengan semua kota dan desa. Pejabat di semua tingkatan telah diberikan kekuatan penuh untuk menyelesaikan masalah rakyat tanpa penundaan birokrasi.
Masih ada banyak desa di J&K yang tidak memiliki listrik. Tetapi sekarang, untuk pertama kalinya, orang-orang di daerah terpencil ini akan memiliki akses listrik.
Pembangkit listrik meningkat menjadi 3,417.13 megawatt pada bulan Maret 2020 setelah selesainya beberapa pembangkit listrik baru di J&K.
Hanya dalam satu tahun, pemerintah membuka 50 perguruan tinggi baru, termasuk tujuh perguruan tinggi kedokteran baru. Pemerintah juga berencana untuk membuka dua lembaga kedokteran canggih, yang bernama All India Institute of Medical Sciences (AIMS), di Jammu dan Kashmir.Â