"Orang seharusnya tidak berpikir bahwa Mauritania hanya memiliki 4.65 juta orang. Tapi Mauritania adalah pintu gerbang ke wilayah Maghreb, Sahel dan Afrika Barat. Indonesia dapat menggunakan Mauritania sebagai pusat untuk produk-produknya, yang dapat dikirim ke negara-negara di ketiga wilayah ini. Kami juga menggunakan Indonesia sebagai pusat kami di Asia Tenggara," ucap Zein.
Indonesia adalah negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, sementara hampir semua orang Mauritania adalah Muslim. Sekitar 87 persen dari 273.67 juta penduduk Indonesia adalah Muslim. Kedua negara mengikuti bentuk Islam moderat.
"Islam datang ke Mauritania dan Indonesia secara damai. Mauritania telah menyebarkan Islam ke banyak negara di Afrika," ungkap Zein.
Seperti orang Indonesia, menurut Zein, orang-orang Mauritania sangat ramah.
"Senyum di wajah adalah tanda orang Indonesia yang sangat ramah. Itu sebabnya saya selalu merasa betah di Indonesia," kata Zein.
Duta besar yang sederhana dan periang, yang ahli dalam tata bahasa Arab, mengatakan bahwa ia ingin belajar bahasa Indonesia.
Lahir pada 16 Agustus 1968 di Akjoujt, sebuah kota emas dan tembaga, Mauritania, Zein belajar tata bahasa Arab di Universitas Modern Nouakchott untuk gelar masternya. Zein memiliki semangat untuk mengajar karena ia bekerja sebagai dosen dari 2017 hingga 2019.
Zein bukan manusia biasa. Ia adalah penasihat mantan presiden Mohamed Ould Abdel Aziz dari 2012 hingga 2019.
Orang mengatakan bahwa Mauritania adalah negeri sejuta penyair. Tidak diragukan lagi, Zein adalah salah satunya. Ia adalah penyair yang sudah meraih penghargaan dan menerbitkan puisinya dalam bentuk tiga buku.
Zein, yang merupakan seorang penyair, penasihat presiden dan dosen, tidak sepenuhnya baru dalam dunia diplomasi. Ia bekerja sebagai konsuler pertama di kedutaan besar Mauritania di Tripoli, Libya, pada tahun 2010 dan di Algiers, Aljazair, pada tahun 2011.