Oleh Veeramalla Anjaiah
Penghuni Panti Asuhan Putra Setia, panti asuhan perempuan di Jakarta, dan orang tua yang tinggal di dekat panti asuhan sangat senang karena pada 6 Mei mereka menerima bantuan berupa makanan dari Kedutaan Besar Azerbaijan di Jakarta.
Bantuan in dibagikan sebagai bagian dari perayaan ulang tahun ke-97 pemimpin nasional Azerbaijan Heydar Aliyev.
"Setiap tahun, orang-orang Azerbaijan merayakan ulang tahun Heydar Aliyev pada 10 Mei dengan gembira. Karena pandemi COVID-19, kami memutuskan untuk mendistribusikan paket makanan kepada anak yatim dan orang tua sebagai bagian dari perayaan ulang tahun ini," Duta Besar Azerbaijan untuk Indonesia Jalal Mirzayev mengatakan kepada penulis pada hari Rabu (6 Mei).
Bantuan dari Kedutaan Besar Azerbaijan sangat berarti bagi para penerima bantuan yang telah menghadapi masa-masa sulit akibat pandemi COVID-19. Mereka merasa bahwa paket tersebut adalah hadiah selama bulan suci Ramadhan ini.
Heydar Alirza oglu Aliyev lahir pada 10 Mei 1923 di kota Nakhchivan, Azerbaijan. Menurut Jalal, Aliyev sering memberikan perawatan khusus kepada anak yatim dan orang tua.
Pemimpin alami
Pada tahun 1939, setelah lulus dari Sekolah Pedagogis Nakhchivan, Aliyev memasuki Departemen Arsitektur Institut Industri Azerbaijan (sekarang Akademi Minyak Negara Azerbaijan), tetapi Perang Dunia Kedua mengganggu pendidikannya. Kemudian pada tahun 1957, akhirnya ia lulus dari Departemen Sejarah Universitas Negeri Azerbaijan.
Azerbaijan adalah bagian dari Uni Soviet dari tahun 1920 hingga 1991.
Aliyev merupakan seorang pemimpin alami. Sejak bergabung dengan Partai Komunis Soviet pada tahun 1945, Aliyev bangkit dari jajaran pemimpin regional, baik di partai yang berkuasa maupun pemerintah, untuk menjadi pemimpin nasional berkat keahlian kepemimpinannya yang luar biasa.
Pada bulan Desember 1982, Aliyev menjadi anggota Politbiro, otoritas politik tertinggi dalam partai yang berkuasa dan wakil ketua pertama Kabinet Menteri Uni Soviet. Dia juga memegang jabatan wakil ketua Soviet Tertinggi.
Ketika Mikhail Gorbachev menjadi sekretaris jenderal partai itu pada tahun 1985, perbedaan pendapat di antara orang-orang di sebagian besar republik Soviet, termasuk Azerbaijan, melonjak ke tingkat tertinggi. Orang-orang menginginkan kemerdekaan tetapi Gorbachev berusaha menekan gerakan kemerdekaan dengan keras di Azerbaijan yang mayoritas penduduknya Muslim.
Sebagai seorang patriot sejati, Aliyev mengundurkan diri dari jabatannya, baik di partai maupun pemerintah sebagai protes terhadap rezim represif dan diskriminatif Gorbachev pada tahun 1987. Di bawah Gorbachev, Uni Soviet memberlakukan beberapa kebijakan diskriminatif terhadap Muslim Azerbaijan.
Pada tanggal 20 Januari 1990, ketika pasukan Soviet tanpa ampun membunuh pengunjuk rasa yang tak bersenjata di Baku, Aliyev mengundurkan diri dari partai yang berkuasa sebagai protes.
Pahlawan nasional
Aliyev adalah seorang pahlawan nasional yang berperang melawan pemerintahan represif Uni Soviet dari dalam untuk meraih kemerdekaan bagi tanah airnya.
Azerbaijan merdeka dari Uni Soviet pada tanggal 30 Agustus 1991. Selama periode 1991-1993, Azerbaijan menghadapi krisis politik yang parah akibat kepemimpinan yang lemah. Mengambil keuntungan dari situasi ini, Armenia merebut kendali atas Nagorno-Karabakh dan tujuh distrik yang berdekatan di Azerbaijan dalam agresi terbuka. Situasi pada saat itu kacau baik secara internal maupun eksternal.
Orang-orang Azerbaijan meminta bantuan Aliyev, yang tinggal di Nakhchivan pada waktu itu, pada tahun 1993 untuk menyelamatkan negara dari kekacauan. Dia dating ke Baku untuk merebut tongkat kepemimpinan dari presiden Abulfaz Elchibey. Tapi ia tidak ingin mendapatkan kekuasaan dengan cara yang ilegal.
Pada bulan Oktober 1993, Aliyev memenangkan pemilihan presiden dengan mayoritas besar.
Aliyev menyadari bahwa perang yang sedang berlangsung dengan Armenia sangat merugikan perekonomian negara itu. Dia menyetujui gencatan senjata yang ditengahi Rusia pada tahun 1994. Tetapi dia berulang kali bersikeras bahwa Azerbaijan tidak akan pernah kompromi dengan integritas teritorialnya.
"Integritas teritorial Azerbaijan bukan dan tidak akan pernah menjadi topic negosiasi [...] Azerbaijan tidak akan mundur dari posisi ini dalam satu langkah pun. Ini berarti bahwa dalam integritas teritorial Azerbaijan [...] tidak akan ada kompromi," ujarAliyev.
Setelah mengamankan perdamaian, Aliyev mengalihkan pandangannya untuk membangun kembali perekonomian.
Aliyev mengundang perusahaan minyak dari negara-negara barat untuk berinvestasi di Azerbaijan.
Pada 20 September 1994, Aliyev menandatangani "Kontrak Abad Ini" dengan perusahaan-perusahaan minyak besar dari barat, yang membawa miliaran dollar ke dalam ekonomi Azerbaijan yang hancur akibat perang.
Dengan pengembangan ladang-ladang minyak baru dan infrastruktur yang ambisius seperti pipa Baku-Tibilisi-Ceyhan, ribuan lapangan kerja baru diciptakan, yang memicu efek berganda pada ekonomi secara keseluruhan.
Aliyev ingin membangun Azerbaijan yang modern. Dia meletakkan dasar yang kuat dengan menghidupkan kembali industri yang ada dan membangun industry baru seperti aluminium, tekstil, pembangkit listrik dan industry kimia.
Stabilitas politik, perdamaian, kemakmuran, demokrasi, reformasi ekonomi yang konstan dan kesejahteraan rakyat adalah cirri khas kepresidenan Aliyev. Dia terpilih kembali pada tahun 1998 untuk masa jabatan limatahun.
Pada tahun 1993, PDB Azerbaijan, menurut data pemerintah, sebesar AS$ 3.97 miliar dan PDB per kapita hanya $175. Berkat kepemimpinan dinamis Aliyev, PDB melonjak menjadi $7.27 miliar pada tahun 2003. Demikian juga PDB per kapita naik menjadi $880 pada tahun yang sama.
Dalam kebijakan luar negeri, Aliyev mempertahankan hubungan baik dengan Rusia dan AS. Itu seperti tindakan penyeimbangan. Meskipun focus utama Azerbaijan adalah di Eropa, Aliyev mengakui pentingnya strategis Asia yang tumbuh cepat.
Hubungan Azerbaijan-Indonesia
Azerbaijan menjalin hubungan diplomatic dengan Indonesia pada tanggal 24 September 1992. Aliyev ingin membangun hubungan yang kuat dengan Indonesia, negara Muslim terbesar di dunia.
Presiden Aliyev lah yang memulai proses untuk membuka kedutaan besar Azerbaijan di Indonesia. Akhirnya Azerbaijan membuka kedutaan besarnya di Jakarta pada tahun 2006, sementara Indonesia membuka kedutaan besarnya di Baku pada tahun 2010.
Saat ini, hubungan antara Azerbaijan dan Indonesia telah tumbuh di banyak sector dengan kecepatan yang lebih cepat. Indonesia menjadi salah satu pembeli minyak Azerbaijan terbesar. Akibatnya, perdagangan bilateral kumulatif Azerbaijan dengan Indonesia selama periode 2012-2019 mencapai hampir $9 miliar.
Presiden Azerbaijan saat ini IlhamAliyev, putra Heydar Aliyev, mungkin akan mengunjungi Indonesia akhir tahun ini, jika pandemi COVID-19 sudah hilang, untuk memberikan bentuk baru dalam hubungan bilateral ini.
Baik Aliyev dan putranya berterimakasih kepada Indonesia karena sangat mendukung integritas teritorial Azerbaijan di berbagai forum internasional.
Aliyev meninggal pada tanggal 12 Desember 2003 di sebuah rumah sakit di Cleveland di AS.
Pemikiran dan cita-cita Aliyev tetap hidup di dalam hati orang-orang Azerbaijan.Â
Penulis adalah jurnalis senior yang tinggal  di Jakarta dan merupakan penulis dari "Azerbaijan Seen from Indonesia".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H