Akhir pekan ini, para menteri pertahanan, kepala militer dan ahli keamanan dari Asia dan negara-negara terkuat di dunia berkumpul di Singapura untuk membahas tentang perkembangan terakhir di Laut China Selatan (LCS), keamanan di kawasan Indo-Pasifik, terorisme dan upaya perdamaian di Korean Peninsula.
Mereka akan berkumpul dari tanggal 1 hingga 3 Juni di Shangri-La Hotel Singapura untuk konferensi pertahanan Asia, Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS) Dialog Shangri-La (Shangri-La Dialogue atau SLD), dan membahas semua masalah keamanan yang penting.
SLD tahun ini, yang merupakan forum keamanan antar-pemerintah Track One, tiba pada titik penting hanya beberapa hari setelah China dengan tegas mengerahkan pesawat tempur jarak jauh yang bisa membawa bom nuklir untuk pertama kalinya di suatu pulau di LCS. Menurut para peneliti, kemungkinan pulau yang tersebut adalah Pulau Woody di Paracels, daerah yang diklaim oleh Vietnam, yang sekarang di bawah kendali penuh China.
Laporan media sosial China mengatakan bahwa pesawat tempur elit H-6K China berhasil mendarat dan lepas landas di pulau itu dan melakukan simulasi serangan sebelum mendarat. Pesawat tempur H-6K ini, yang dapat terbang hingga 1,600 mil laut, dapat membawa rudal jelajah yang diluncurkan di udara, termasuk bom nuklir.
Baru-baru ini, China membangun fasilitas militer di beberapa pulau buatan, terumbu karang di Paracels dan Kepulauan Spratly di LCS. China sejauh ini telah membangun 1,652 bangunan di pulau-pulau dan terumbu karang di LCS.
Di setiap pulau China dapat menempatkan hingga 2,400 pasukan militer. Mereka juga taroh rudal jelajah anti-kapal, sistem rudal darat di tiga pulau di Kepulauan Spratly, wilayah yang diklaim oleh China, Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei, dan Taiwan.
Militerisasi LCS oleh China, khususnya pesawat tempur  H-6K dapat dengan mudah menargetkan Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei dan Taiwan, semua wilayah ini dalam jarak 1,000 kilometer, dan dapat mengancam keamanan dan perdamaian di Asia Tenggara.
Semua negara Asia Tenggara, terutama Vietnam, pengklaim terbesar kedua di LCS, dan Indonesia - negara non-klaim dan pemimpin de facto ASEAN - telah meminta non-militerisasi di LCS. Mereka juga meminta semua negara penuntut untuk melakukan pengendalian diri demi menghindari ketegangan dan menghormati kebebasan navigasi dan overflight di perairan LCS.
Satu-satunya negara adidaya di dunia AS mengecam kegiatan militer China di LCS dengan mengatakan bahwa militerisasi China di LCS yang disengketakan hanya dapat meningkatkan ketegangan dan mengguncang wilayah tersebut.
China menanggapinya dengan sangat cepat, dengan mengatakan bahwa China sedang melakukan latihan militer di pulau LCS-nya sendiri.
"Latihan yang relevan (mengerahkan prajurit H-6K) hanyalah latihan biasa militer China. Tidak perlu berlebihan mengartikannya," kata juru bicara Departemen Luar Negeri China Lu Kang baru-baru ini.
Sebagai sebuah protes, AS sekali lagi tidak mengundang China untuk ikut serta dalam latihan peperangan maritim internasional dan latihan Lingkar Pasifik (RIMPAC) 2018 akibat militerisasi China di LCS. Terakhir kali China ikut serta dalam latihan RIMPAC adalah tahun 2016.
Karena seluruh kawasan menghadapi ancaman keamanan langsung dari China, para pemimpin militer kawasan Asia-Pasifik dapat mengungkapkan keprihatinan mereka dan mendiskusikan cara dan sarana tentang bagaimana menangani situasi berbahaya yang ada.
Tahun ini, Perdana Menteri India Narendra Modi akan menyampaikan pidato utama pada Jumat malam di SLD. Modi dapat berbicara tentang ketegangan dalam LCS dan kebebasan navigasi, arsitektur keamanan regional, kerja sama keamanan di kawasan Indo-Pasifik, isu-isu non-keamanan seperti terorisme dan keselamatan laut.
Pada hari kedua SLD, Menteri Pertahanan AS James Mattis akan berbicara tentang kepemimpinan AS dan tantangan keamanan Indo-Pasifik.
Menteri Pertahanan Nasional Vietnam Ngo Xuan Lich akan berbicara tentang pandangan negaranya terhadap LCS dan dapat meminta untuk segera menyelesaikan Kode Etik yang mengikat secara hukum. Vietnam telah meminta resolusi damai atas semua perselisihan di LCS berdasarkan aturan-aturan maritim internasional, terutama Konvensi PBB tentang Hukum Laut.
Dari pihak Indonesia, Menteri Koordinator Kemaritiman Jenderal (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Pertahanan Jenderal (Purn.) Ryamizard Ryacudu akan mengangkat isu-isu LCS dan terorisme.
Menteri Pertahanan Inggris, Prancis, Jerman, Australia, Selandia Baru, Kanada, Jepang, Korea Selatan, Filipina, Singapura, dan Qatar telah dikonfirmasi untuk menghadiri SLD tahun ini. Lebih banyak menteri dari berbagai negara diharapkan untuk berpartisipasi dalam forum, yang pertama kali diadakan pada tahun 2002.
Menteri Pertahanan Korea Selatan Song Youngmoo dapat mengangkat isu nuklir Korea Utara dan perdamaian di Semenanjung Korea.
Tuan rumah Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong akan menghadiri upacara pembukaan serta makan malam pembukaan.
Forum yang berlangsung selama tiga hari ini akan memiliki beberapa sesi khusus dengan tema-tema seperti "Kepemimpinan AS dan Tantangan Keamanan Indo-Pasifik", "Mengurangi Intensitas Krisis Korea Utara", "Pembentukan Orde Keamanan yang Berkembang di Asia"," Teknologi Strategis Baru, dan Masa Depan Konflik", "Meningkatkan Keamanan Maritim, Kode Etik dan Cara-Cara Membangun Keyakinan", "Krisis Keamanan dan Kemanusiaan di Negara Bagian Rakhine Myanmar", "Kompetisi dan Kerjasama di Wilayah Samudera Hindia", "Implikasi Strategis Pengembangan Kemampuan Militer di Asia-Pasifik", "Mengelola Kompetisi dalam Kerjasama Keamanan Regional", "Dimensi Baru Terorisme dan Kontraterorisme" dan "Meningkatkan Standar untuk Kerjasama Keamanan Regional".
Kita masih harus melihat apakah Menteri Pertahanan Nasional  China Jenderal Wei Fenghe akan menghadiri SLD tahun ini atau tidak. Beijing menganggap SLD adalah forum teguran bagi China karena kegiatan-kegiatannya yang kontroversial di LCS. Selama beberapa tahun ini China selalu mengirimkan delegasi berpangkat lebih rendah ke Singapura untuk menghadiri SLD.
Penulis adalah seorang wartawan senior yang tinggal di Jakarta
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI