Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Film Tragedi Khojaly Meraih Penghargaan Internasional di RI

5 Desember 2016   23:18 Diperbarui: 7 Desember 2016   01:31 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penderitaan satu juta warga Muslim Azerbaijan masih berlanjut sampai saat ini.

Lebih dari satu juta warga Muslim Azerbaijan menjadi pengungsi dan orang terlantar (internally displaced people, IDPs) di negara mereka sendiri selama hampir dua puluh lima tahun.

Akibat kekejaman Arenia terhadap warga Muslim dan kependudukan ilegalnya atas 20 persen tanah Azerbaijan, satu juta warga Muslim ini telah kehilangan tanah, rumah, dan orang-orang terkasih mereka. Masyarakat dunia tidak berbuat apa-apa mengenai isu ini dalam waktu yang lama.

Baru-baru ini, anggota  Komnas HAM Indonesia Nur Kholis mengunjungi Azerbaijan dan bertemu dengan beberapa pengungsi, pejabat dan aktivis HAM.

“Ini merupakan pelanggaran HAM berat. Banyak orang yang menderita akibat ketidakadilan ini. Semua pelaku harus diadili,” kata Nur Kholis.

Banyak warga Indonesia tidak tahu apa yang terjadi di Khojaly hampir 25 tahun  yang lalu. Pada malam 25-26 Februari 1992, angkatan bersenjata Armenia, dengan dukungan mesin-mesin berat (heavy artillery) dan pasukan resimen 366 dari bekas Uni Soviet, yang ditempatkan di Khankendi menyerbu kota Khojaly yang terletak di wilayah Nagorno-Karabakh di Republik Azerbaijan dan dihuni oleh warga Azerbaijan. Pasukan Armenia mengepung kota Khojaly dan menembak tanpa pandang bulu.

Mereka menghancurkan kota Khojaly dengan kebrutalan yang tidak manusiawi. Akibatnya, 613 orang terbunuh, di antaranya 63 anak-anak, 106 wanita, 70 orang lanjut usia, 8 keluarga tewas, 25 anak kehilangan kedua orang tua mereka, 130 anak kehilangan salah satu orang tua, 487 orang terluka, termasuk 76 anak-anak, 1,275 orang ditawan, dan 150 orang hilang. Armenia merebut Nagorno-Karabakh dan tujuh wilayah sekitarnya milik Azerbaijan pada tahun 1992 dan mengusir warga Muslim Azerbaijan dari tanah mereka.

Banyak wartawan internasional mengunjungi situs pembantaian di Khojaly dan menerbitkan banyak artikel. The New York Times menerbitkan artikel berjudul “Massacre by Armenians Being Reported” (Pembantaian oleh Armenia Dilaporkan), tanggal 3 Maret 1992.

Keamanan PBB, mengutuk tindakan Armenia dan meminta Armenia untuk segera menarik pasukannya dari tanah Azerbaijan. Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang beranggotakan 57 negara, di mana Azerbaijan dan Indonesia merupakan anggotanya, juga memberikan beberapa resolusi dan meminta negara-negara anggotanya untuk menekan Armenia.

*Penulis adalah seorang jurnalis senior dan penulis buku "Azerbaijan Di Mata Indonesia", yang tinggal di Jakarta, Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun