Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hubungan Antara RI dan Kazakhstan Akan Tumbuh Pesat di Tahun 2017

30 November 2016   21:10 Diperbarui: 30 November 2016   21:22 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Duta Besar Kazakhstan untuk Indonesia Askhat Orazbay (tengah) sedang mengambil door prize di acara resepsi Hari Nasional Kazakhstan di Hotel Grand Hyatt di Jakarta pada Hari Senin (Nov. 28). Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly (kiri) dan Puteri Indonesia 2015 (Miss Universe Indonesia) Anindya Kusuma Putri (kanan) juga hadir dalam acara ini.

Veeramalla Anjaiah

Jakarta

Hubungan antara Kazakhstan, sebuah negara kecil yang kaya di Asia Tengah, dengan Indonesia akan mendapatkan dorongan besar dengan partisipasi Indonesia di World Expo 2017 yang akan diadakan di Astana tahun depan, ujar seorang diplomat tinggi Kazakhstan.

“Teman kita, Indonesia, telah setuju untuk berpartisipasi di World Expo 2017 di Astana. Expo ini akan diselenggarakan mulai tanggal 10 Juni hingga 10 September 2017. Partisipasi Indonesia di expo ini akan memperkuat hubungan bilateral,” kata Duta Besar Kazakhstan untuk Indonesia Askhat Orazbay di Jakarta pada hari Senin (28 Nov.) sehubungan dengan perayaan Hari Kemerdekaan Kazakhstan ke-25.

Kazakhstan merdeka pada tanggal 16 Desember 1991 setelah keluar dari Uni Soviet.

Untuk merayakan Hari Kemerdekaan yang ke-25 ini, Kedutaan Kazakhstan di Jakarta mengadakan resepsi Hari Nasional yang meriah di Hotel Grand Hyatt di Jakarta pada Senin malam. Menteri Hukum dan HAM Indonesia Yasonna Laoly merupakan tamu kehormatan di acara tersebut. Yasonna mengucapkan selamat kepada Kazakhstan atas seluruh pencapaiannya yang diraih dalam waktu singkat. Indonesia patut memandang Kazakhstan.

“Ini adalah saat yang tepat untuk memperkuat ekonomi antara Kazakhstan dengan Indonesia,” kata Menteri Yasonna. Ia menegaskan bahwa Indonesia akan berpartisipasi di World Expo 2017 di Astana tahun depan.

“Indonesia akan berpartisipasi di expo tersebut tahun depan di Astana. Tema energi masa depan yang diusung expo ini relevan untuk kedua negara. Ini akan meningkatkan kerjasama kita dalam sektor energi. Kedua negara memiliki potensi besar dan hubungan bilateral kita akan berkembang lebih lanjut,” ucap Yasonna.

Menurut Orazbay, Indonesia sudah menunjuk Rida Mulyana, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, sebagai komisaris nasional Indonesia untuk World Expo 2017 di Astana.

Penunjukan Rida sejalan dengan tema utama dari expo ini, yaitu “Energi Masa Depan”.

“Tema expo tersebut akan membahas tantangan-tantangan dan masalah-masalah global yang berkaitan dengan energi. Maka dari itu, expo ini akan menjadi expo yang sangat penting karena akan berurusan dengan solusi untuk mengatasi perubahan iklim yang merupakan isu utama di agenda banyak negara, termasuk Indonesia dan Kazakhstan,” ujar Orazbay.

Berdasarkan website panitia www.ipm2016.kz, tempat exponya seluas 174 hektar. Akan ada 18 paviliun internasional berbentuk U, 10 bangunan, pusat perbelanjaan terbesar, teater dengan 1,000 tempat duduk, hotel bintang lima, dan banyak bangunan perkantoran lainnya.

“Indonesia akan mendapatkan paviliun besarnya sendiri dengan luas 633.7 meter persegi di dekat paviliun tematik di expo nanti. Paviliunnya jauh lebih besar daripada Iran (505.6 m2) dan Vietnam (403 m2), tapi lebih pendek dibanding Jepang (961.17 m2),” kata Orazbay.

Setidaknya 105 negara dan 17 organisasi internasional akan berpartisipasi dalam pameran tersebut, yang akan menarik jutaan pengunjung. Ini pertama kalinya sebuah negara kecil bekas Uni Soviet seperti Kazakhstan menyelenggarkan pameran besar seperti ini.

Indonesia, menurut Orazbay, itu penting untuk Kazakhstan, karena banyak bersamaan dan punya potensi tinggi. Hubungan kedua negara telah berkembang pada tingkat yang lebih cepat dalam beberapa tahun terakhir.

“Presiden kami, Presiden Nursultan Nazarbayev, mengunjungi Indonesia dua kali: pertama tahun 1995 dan [kedua] tahun 2012. Perdagangan bilateral kami melonjak hingga US$50 juta pada tahun 2015, lonjakan yang signifikan dari $39.1 juta di tahun 2014. Selama 15 tahun terkahir, perusahaan-perusahaan Indonesia telah berinvestasi lebih dari $500 juta di Kazakhstan,” kata Orazbay.

Penulis adalah seorang wartawan senior yang tinggal di Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun