Mohon tunggu...
Anizawati
Anizawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Nama : Anizawati

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Esay Analisis Teori Maslow Hijabers TikTok

11 Agustus 2022   13:17 Diperbarui: 11 Agustus 2022   13:43 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

lama mayoritas izinkan menari dalam beberapa kondisi yang tidak ada alkohol, tidak ada pencampuran gender, tidak ada banci bergerak, dan tidak melakukannya secara berlebihan.

Praktik terbaik dari konsep baru bahwa jilbab bukanlah penghalang dapat dilihat di banyak platform media sosial. Salah satu platform media sosial yang menyediakan hijabers untuk berekspresi ada di TikTok. Banyak wanita berhijab sebagai pengguna Tiktok memproduksi konten menari di akun pribadi mereka untuk menjangkau seperti audiens. 

Sementara itu, para cendekiawan Muslim menganggap bahwa menari tidak diperbolehkan jika melanggar empat syarat yaitu mabuk, menari dengan yang lain jenis kelamin, menari dalam gerakan banci, dan menari berlebihan untuk memamerkan diri. Dasar Alasan dari keempat kondisi ini adalah untuk mencegah wanita memicu erotisme pria meskipun erotisme itu sendiri muncul dari kondisi psikologis pribadi.(Jihan Ramadhani, 2018)

Pada konteks teori kebutuhan maslow dimana tingkat kebutuhan dasar masyarakat dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

teoriuntukguru.com
teoriuntukguru.com

Dalam fenomena ini dapat digambarkan kebutuhan aktualisasi diri sangatlah penting bagi masyarakat khususnya content creator di media sosial tiktok memperoleh eksistensi dirinya di media sosial. 

Dari hasil data yang didapat dari beberapa penelitian terdahulu, referensi konten dalam media sosial Tiktok, dan hasil wawancara mendapatkan hasil, beberapa content creator khususnya yang berhijab memanfaatkan status agama muslim nya untuk membuat konten yang seharusnya tidak dilakukan oleh seorang muslim seperti wanita berhijab dengan dance nuansa erotis agar mendapatkan eksistensi lebih. 

Hal tersebut dapat digaris bawahi para content creator ini menghalalkan segala cara untuk mendapatkan eksistensi diri dan pengakuan dari masyarakat entah itu positif maupun negatif. 

Data menyebutkan sebagian besar content creator yang melakukan hal tersebut mengundang respon negatif dari masyarakat contoh nya sexual harrasment dan toxic verbal. Respon negatif dari masyarakat pun membuat para content creator memiliki eksistensi lebih dan mempertahankan hal tersebut.

Dalam fenomena ini dapat digambarkan kebutuhan aktualisasi diri sangatlah penting bagi masyarakat khususnya content creator di media sosial tiktok memperoleh eksistensi dirinya di media sosial.

Hal tersebut dapat digaris bawahi para content creator ini menghalalkan segala cara untuk mendapatkan eksistensi diri dan pengakuan dari masyarakat entah itu positif maupun negatif. Respon negatif dari masyarakat pun membuat para content creator memiliki eksistensi lebih dan mempertahankan hal tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun