Program kerja seperti itu diharapkan dapat menimbulkan prestise dan kebanggaan dalam diri setiap anggota Pengurus Ambalan dalam melaksanakan kewajiban mereka sebagai Anak GDS. Terbukti selama satu tahun masa kepengurusan, Pasukan Perintis mampu melaksanakan seluruh kegiatan itu dengan baik dan penuh tanggung jawab.
Efeknya? Semangat kedisiplinan pun menular ke siswa-siswa lainnya yang bukan Anak GDS. Mereka malu untuk tidak menjaga kebersihan di lingkungan sekolah, membudayakan seragam rapi, dan lebih toleransi terhadap sesama. Citra SMA Global Prestasi pun menjadi lebih baik dengan siswa-siswa yang berseragam rapi, taat aturan, bertanggung jawab, serta kreatif.
Bahkan, kinerja Pasukan Perintis ternyata mampu menginspirasi adik-adik kelasnya, sehingga tak sedikit siswa angkatan ke-11 yang kemudian mendaftarkan diri menjadi penerus Pengurus Ambalan alias Anak GDS.
Tak terasa satu tahun sudah Pasukan Perintis bertugas. Di Hari Pramuka tahun 2016 kini, mereka meyerahkan tonggak tanggung jawab mereka kepada para penerus, 27 anggota Pengurus Ambalan terpilih dari kelas XI angkatan ke-11. Anak-anak GDS teranyar yang baru saja kami lantik sebagai Bantara akhir Juli lalu.
Mereka adalah kebanggaan SMA Global Prestasi terbaru, Agatra Prajatna, dipimpin oleh Pradana Putra, Rifqi Hermawan, dan Pradana Putri, Dessyani Salim. Nama Agatra Prajatna yang merupakan nama kepengurusan mereka diambil dari Bahasa Sansekerta dan memiliki arti pemimpin yang gigih usahanya. Kami mencoba menjadikan hal-hal semacam ini sebagai tradisi yang membedakan kepramukaan sekaligus penegakan kedisiplinan di Global Prestasi School.
Memang, jalur yang harus dilalui oleh kami, para guru yang juga Pembina Pramuka di SMA Global Prestasi, tak mudah. Kami senantiasa meracik formula yang tepat agar karakter kedisiplinan dapat terwujud dalam diri anak-anak didik kami. Bagaimana menumbuhkan kedisiplinan dalam jiwa setiap siswa tanpa harus terasa kaku, apalagi membebani. Maka lahirlah konsep GDS yang melebur bersama Pramuka ini.
Akan tetapi melihat kegigihan yang ditorehkan oleh Pasukan Perintis pada mulanya, dan api semangat yang terus dikobarkan oleh Agatra Prajatna, rasanya kata pantang menyerah tak boleh ada dalam kamus kami. Kedisiplinan memang tak mungkin lahir secara instan pada usia yang penuh “badai dan tekanan jiwa” ini, namun karakter tersebut dapat dipupuk perlahan-lahan dalam kegiatan keorganisasian yang lekat dengan kehidupan sehari-hari para siswa. Itu yang saya percaya.
Terima kasih telah membanggakan almamater, Pasukan Perintis. Dan selamat bertugas, Agatra Prajatna. Kibarkan terus bendera kedisiplinan di sekolahmu hingga sepanjang masa. Selamat Hari Pramuka Indonesia, Salam Pramuka!
Lulusan Antropologi, Universitas Indonesia.
Mengajar Sosiologi dan Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Global Prestasi.