Karena sakit ini, saya kesulitan dalam melaksanakan sholat, dengan posisi apapun yang di anjurkan. Sampai ada yang mengatakan kepada saya, "kan lagi sakit, mending ngak sholat aja dulu".
Saya hanya bisa tersenyum, tapi tak saya jawab apapun selain tetap bergerak sholat. Karena usia beliau lebih tua dari saya. Meski sebenarnya sangat sulit, tapi setelah mendengar ucapan beliau tadi, saya hanya berusaha meyakinkan diri. Bahwa sakit, tidak untuk menjadi penghalang sholat. Mungkin, sholat sunnah saya akan banyak yang tertinggal. Tapi, sholat wajib saya tetap harus saya sempurnakan.
Kalo sedang dalam keadaan seperti ini, selain ingat akan kematian, saya ingat akan perjuangan orang-orang yang sakit sejak kecilnya, atau sakit yang sudah lama ia alami. Siapa saya jika hanya sakit sedikit dan sebentar saja, tapi sudah mengeluh?
Kalo berbicara tentang mengeluh, takkan ada habisnya kita mengeluhkan hidup ini. Tapi, lagi dan lagi, Allah yang menguatkan kita, karena iman kita mampu bertahan.
Kalo tengah di beri ujian seperti ini, ingat akan sebuah hadist tentang keutamaan sabar dan syukur.
Dari Shuhaib bin Sinan radhiallahu'anhu dia berkata, Rasulullah Saw, bersabda: "Alangkah mengagumkan keadaan orang yang beriman, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya". (HR. Muslim. no. 2999)
Maka, masih layakkah kita mengeluh? Dari sekian banyak nikmat, di beri ujian sebentar tapi begitu cepat lisan mengeluh.
Setiap kita, punya ujian hidup sesuai dengan apa yang sudah Allah tetapkan. Laksana anak SD, tidak akan mengikuti soal ujian anak SMA. Begitulah kehidupan, kita melewati ujian berdasarkan kadar keimanan kita masing-masing, dimana hanya Allah yang tahu.
Berbicara tentang kematian, bukan karena sakit baru ingat mati. Karena syarat mati tidak harus sakit, karena yang sehat pun banyak yang meninggal lebih dulu. Syarat mati tidak harus tua, karena yang muda juga banyak meninggal lebih dulu.
Lagi dan lagi, kematian itu sebuah misteri tapi pasti akan terjadi. Kapan waktunya hanya Allah yang tahu.
Kewajiban kita bukan menghakimi diri, sebentar lagi akan mati, lantas mengurung diri dan bersedih hati. Tapi, kewajiban kita mempersiapkan diri, agar nanti bisa husnul khotimah.