2. Kesatuan secara jiwa --Ketika seorang laki-laki dan perempuan melakukan hubungan seksual, terjadi ikatan di antara mereka berdua. Dan hal ini terjadi, baik ketika kita melakukannya dalam ikatan yang sah sebagai suami dan istri, ataupun dengan orang lain. `Dalam 1Kor 16:6 Paulus menggunakan istilah 'mengikatkan' untuk hubungan perzinahan. Karenanya penting bagi suami dan istri untuk menjaga kekudusan dalam pernikahan, baik sebelum menikah, maupun setelah menikah. Jika tidak, maka akan ada ikatan-ikatan yang lain yang mengganggu kesatuan jiwa antara suami dan istri.
3. Kesatuan dalam tujuanDalam bagian pertama telah disebutkan bahwa keluarga dibentuk berdasarkan rancangan Allah, dan karenanya juga akan memiliki tujuan-tujuan ilahi.Â
Tujuan itu di antaranya:
(i) Beranak-cucu,
(ii) Melakukan pekerjaan-pekerjaan baik di bumi,
(iii) Bersukacita lewat pernikahan.Karenanya penting bagi suami dan istri untuk memadukan semua sumber daya mereka untuk tujuan bersama. Misalnya secara materi, apa yang menjadi milik suami akan menjadi milik istri dan anak-anak, karena akan digunakan untuk tujuan bersama.Â
Demikian juga apa yang kemudian didapatkan oleh suami, misalnya pendapatan sehari-hari, sebenarnya juga didapatkan oleh istri dan digunakan untuk tujuan bersama. Dan walaupun keduanya memiliki hak masing-masing sebagai pribadi, namun mereka bersedia untuk melepaskan hak tersebut untuk dapat mencapai tujuan bersama.
Hidup dalam kesetiaanKarena pernikahan ini adalah perjanjian yang dilakukan oleh dua orang pribadi di hadapan Tuhan, maka ketika bersatu, artinya keduanya berjanji untuk memiliki kesetiaan satu sama lain, dalam segala aspek kehidupan. Mereka telah meninggalkan masa lalu dan keluarga asal, dan sekarang telah menerima satu sama lain dan membentuk keluarga yang baru.
1. Kesetiaan secara seksual -- tidak ada hubungan seksual di luar pernikahan
2. Kesetiaan secara hati -- tidak ada orang lain di luar keluarga asal yang boleh mengganggu kesatuan hati
3. Kesetiaan secara prioritas -- memberi prioritas yang tertinggi bagi keluarga dan tidak membiarkan ada hal yang lain mengganggu prioritas ini, termasuk di dalamnya keluarga asal, lingkungan sosial (teman-teman), pekerjaan, bahkan pelayanan.