Mohon tunggu...
Anita Theresia
Anita Theresia Mohon Tunggu... Civil Engineering. Entrepreneur. Author. -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

I'm a Civil Engineer. I'm an Entrepreneur. I'm an Author. I'm a Christian. I love to read books, and also I love to write books. a Member of Civil Engineering & Earthquake Engineering Association. www.instagram.com/anita_the9 https://m.facebook.com/anita.theresiatanuwidjaya?refid=7 www.twitter.com/anitatheresia91 www.anitatheresia41091.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pernikahan Bahagia Seturut Kehendak-Nya

22 Januari 2019   12:28 Diperbarui: 22 Januari 2019   12:37 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pernikahan akan menjadi langgeng dan membawa kebahagiaan bagi kita jika dilandasi dengan prinsip-prinsip yang benar sesuai dengan Firman Tuhan. Adapun prinsip-prinsip pernikahan, yaitu tentang meninggalkan keluarga besar (orang tua dan sanak saudara) dan bersatu (membangun keluarga baru).

Keluarga merupakan sebuah kelompok yang paling penting bagi seorang manusia, karena dari situlah ia berasal dan dibentuk. Keluarga sangat penting di mata Allah, karena Ia sendiri yang merancang, memberkati dan memberi tujuan-tujuan yang baik bagi setiap keluarga. 

Kenyataannya banyak keluarga Kristen yang tidak membawa damai dan sukacita bagi anggota keluarga tersebut. Karenanya penting bagi setiap orang yang mempersiapkan diri dalam berkeluarga, serta mereka yang sudah memiliki keluarga untuk belajar prinsip-prinsip ilahi tentang keluarga sebagai dasar untuk memiliki keluarga yang membawa sukacita.

Pembahasan kali ini adalah tentang konsep meninggalkan dan bersatu, yang dinyatakan di Kej 2:24 ""Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging," yang diulang dengan bentuk yang sama dalam Matius 19:5, Mar 10:7 dan Efesus 4:31. Pengulangan ini menekankan pentingnya konsep meninggalkan dan bersatu sebagai sebuah dasar pembentukan keluarga. 

Ada beberapa prinsip tentang keluarga yang dapat kita telaah dari ayat tersebut.Keluarga dibentuk berdasarkan rancangan AllahKej 2:24 dimulai dengan kata "sebab itu", yang merujuk pada ayat sebelumnya, bahwa Allah menciptakan laki-laki dan perempuan. Ketika Allah menciptakan laki-laki dan perempuan, ada beberapa hal yang sedang dirancang Allah, yaitu:

1. Agar manusia hidup dalam komunitas, dan bukannya dalam kesendirian dan kesepian. TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." (Kej 2:18)

2. Bahwa manusia akan menjadi pengelola bumi ciptaan (Kej 1:26)

3. Bahwa manusia akan bertambah banyak dalam berkat Allah (Kej 1:28)Arti penting bagi kita sekarang adalah dengan jika kita memulai sebuah keluarga, yang menjadi pertimbangan paling utama bagi kita adalah apa yang menjadi rancangan Allah buat kita secara spesifik.

Keluarga terdiri dari seorang laki-laki dan perempuan yang bersatuPernikahan Kristen adalah perjanjian yang bersifat permanen antara seorang laki-laki dan perempuan. Sifat-sifat pernikahan Kristen adalah: monogami, eksklusif (tidak ada tambahan lagi), dan tetap, sepanjang hidup, seperti yang tertulis pada Markus 10:9, "Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia" (lihat juga Rom 7:1).Artinya bagi kita saat ini adalah agar setiap orang memasuki pernikahan dengan komitmen untuk melakukan perjanjian bersama pasangan hidup di hadapan Allah untuk memiliki pernikahan yang monogami, eksklusif dan permanen.Keluarga dimulai dari seorang yang sudah dewasaAda tahap yang harus dilalui seseorang sebelum dapat membangun keluarga, yaitu meninggalkan keluarga yang mula-mula. 

Syarat seseorang yang layak meninggalkan keluarga yang mula-mula adalah bahwa ia sudah dewasa (terutama dewasa secara rohani lho yaa, karena tua itu pasti tapi dewasa itu pilihan). Dewasa ini dinyatakan sebagai kematangan dan kesiapan secara fisik, kejiwaan, kerohanian dan kemandirian. Sering pernikahan menjadi hancur karena suami dan istri yang tidak dewasa.

Artinya bagi kita saat ini adalah pentingnya untuk mempersiapkan diri dalam membentuk keluarga, dan persiapan itu bukanlah persiapan tentang upacara pernikahan. Implikasi kedua adalah bahwa anak-anak terikat pada keluarga asal hanya sementara, sampai ia mandiri dan harus membentuk keluarga sendiri yang harus menjadi prioritas yang baru baginya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun