Mohon tunggu...
ANITA SHOLIKHA Undiksha 2023
ANITA SHOLIKHA Undiksha 2023 Mohon Tunggu... Lainnya - universitas pendidikan ganesha

hobi membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Tradisi Kehamilan Masyarakat jawa

5 Juli 2024   12:01 Diperbarui: 5 Juli 2024   12:27 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

MENGENAL TRADISI KEHAMILAN MASYARAKAT JAWA

Oleh : Anita Sholikha, Program Studi Kebidanan, Universitas Pendidikan Ganesha

Tradisi Ngupati/Mapati

Tradisi Ngapati/Mapati merupakan salah satu adat kebiasaan yang banyak dilakukan oleh masyarakat jawa, tradisi ini merupakan bentuk ungkapan rasa syukur atas amanah yang diberikan kepada Tuhan Yang Maha Esa kepada seorang ibu hamil yang usia kehamilannya memasuki 4 bulan. Dalam pelaksaan tradisi ngapati ini memang dilaksanakan secara sederhana namun terdapat berbagai proses, simbol dan lain-lain yang tersirat didalamnya. Seperti memberi jamuan untuk para hadirin yang datang yaitu berupa jadah (jajanan pasar), masyarakat mewajibkan jadah ada ketika melaksanakan tradisi ngapati hal itu merupakan simbol saat melaksanakan tradisi ngapati.Tradisi Ngapati dilakukan  untuk mendoakan sang janin yang ada dikandungan ibu tersebut karena masyarakat jawa mempercayai bahwasannya jika kandungan memasuki usia kehamilan  4 bulan janin yang ada dikandungan sang ibu akan ditiupkan ruh.

Adapun nilai sosial dan nilai etis dapat dilihat dari pelaksanaan tradisi ngapati yang dilaksanakan dengan mengundang beberapa orang sehingga ini dapat  dijadikan jembatan untuk mempererat tali silaturrahmi antar masyarakat,dan beberapa jajanan pasar yang disuguhkan untuk para hadirin, dari jajanan pasar tersebut dapat dimaknai bagaimana kita mensyukuri hsil bumi tempat tinggal manusia.

 Nglimani

Upacara nglimani adalah salah satu upacara adat jawa untuk kehamilan bayi di waktu ibu mengandung di usia 5 bulan. Kata Nglimani berasal dari bahasa lima (5) yang berarti angka lima. Upacara adat ini sama dengan upacara ngupatan yaitu upacara untuk keselamatan bayi dan ibu yang bersifat menjauhkan dari bahaya yang akan datang "tolak balak".

Mitoni/Tingkeban

Tradisi Mitoni/Tingkeban ini dilakukan untuk memohon keselamatan, yang ditunjukan kepada calon ibu dan bayinya serta memanjatkan doa-doa agar proses bersalin berjalan dengan lancar, dan bayi yang dilahirkan menjadi pribadi yang luhur dimasa depan.Terdapat beberapa proses utama dalam upacara mitoni,antara lain pertama, Sungkeman, menjadi tahapan pertama dalam acara tujuh bulanan atau upacara mitoni.Tahapan ini dilakukan calon ibu kepada calon ayah kemudian lanjut keduanya melakukan sungkeman memiliki arti memohon doa restu sehingga kehamilan lancer dan bayi di dalam kandungan sehat selalu.

Kedua, Siraman, menjadi tahapan kedua dalam acara tujuh bulanan, proses ini dilakukan oleh calon ibu dan menjadi simbol pembersihan diri baik fisik maupun jiwa. Ketiga, Pecah telur. proses ini dilakukan oleh calon ayah dengan menggunakan Sebutir telur ayam kampung yang ditempelkan dulu di dahi dan perut calon ibu, kemudian telur tersebut dipecahkan dengan tujuan agar nantinya persalinan berjalan lancar. Keempat,Memutus janur yang diikatkan ke perut calon ibu diputus oleh calon ayah tujuannya masih sama agar nantinya persalinan bisa berjalan dengan baik dan lancar.

Kelima, Brojolan, proses dalam acara tujuh bulanan ini dilakukan oleh calon ayah dengan membanting kedua kelapa yang telah dilukis Dewi Kamaratih melambangkan bayi wanita jelita dan Dewa Kamajaya melambangkan bayi pria rupawan, ini dilakukan untuk memperkirakan jenis kelamin calon bayi di dalam kandungan. Keenam, Pecah Kelapa adalah lanjutan dari brojolan , proses dalam tujuh bulanan ini dilakukan oleh calon ayah dengan membanting kedua kelapa di area siraman ini dilakukan untuk memperkirakan jenis kelamin calon bayi di dalam kandungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun