2. Adanya pelayanan konsultasi onlineÂ
Era digital ini telah mampu menyedot seluruh atensi masyarakat terhadap sajian media sosial. Sayangnya akhir-akhir ini kita terlalu terlena dengan aplikasi yang menghabiskan kouta dan bahkan paling kiuat menyedot baterai Gadget.Â
Harusnya dengan kecanggihan teknologi dan banyaknya ahli IT di Indonesia, saatnya pemerintah meluncurkan sebuah aplikasi konsultasi online bersama tenaga ahli profesi.Â
Manusia adalah makhluk yang unik, beda permasalahan tentu akan beda solusi yang dibutuhkan . Banyak dari masyarakat kita ketika memiliki masalah belum menemukan tempat yang tepat untuk menceritakan permasalahannya.Â
Sehingga tidak tertutup kemungkinan permasalahan yang mereka hadapi membawa  pada hal yang negatif, tentu ini sangat disayangkan.
3. Adanya komunitasÂ
Mindset masyarakat kita terkait gangguan mental masih sangat memprihatinkan, hal ini terkait stigma yang melekat erat. Stigma ini tidak jarang menjadi gejala  kekambuhan bagi penderita gangguan jiwa dan kembali mendekam dalam kelamnya jeruji rumah sakit jiwa.Â
Sudah sepatutnya pemerintah memikirkan tentang komunitas penderita bahkan komunitas keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan mental.
Norwegia adalah sebuah negara yang patut kita kagumi dalam hal mengayomi penderita gangguan jiwa. Pemerintahan Norwegia sangat antusias terhadap Program-program terkait pencegahan kekambuhan ataupun penderita baru.
4. Family grupingÂ
Selain penderita gangguan jiwa, keluarga merupakan hal penting yang menjadi ujung tombak dari kesembuhan dan atau relaps nya penderita gangguan mental tersebut.