WHO telah menentukan tema dalam memperingati hari kesehatan dunia yang tepat jatuh pada hari ini, Sabtu 10 Oktober 2020.
Kesehatan jiwa menjadi hal yang sangat krusial, mengingat dampak pandemi dan sekolah online pada seluruh pelajar maupun mahasiswa di penjuru dunia. Dampak yang paling mungkin adalah rawannya pelajar menjadi stress terhadap kebiasaan baru tersebut.
Sesuai dengan tema dunia, Indonesia juga menggaungkan tema yang sejalan dalam memperingati  hari kesehatan dunia tersebut. Adaptasi kebiasaan baru, menjadi mudah diterpakan namun memerlukan formula khusus jika itu menyangkut dengan pasien dengan gangguan mental.
Memaknai hari kesehatan jiwa ini, hemat saya akan lebih efesien ketika upaya preventif (pencegahan )lebih di utamakan dari pada kuratif ( pengobatan ).Â
Beberpa hal penting yang bisa dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam upaya mngurangi jumlah penderita gangguan jiwa.
1. Menfungsikan kembali Puskesmas
Peran utama di dalam masyarakat dalam hal kesehatan adalah pelayanan kesehatan masyarakat yang sering di singkat dengan puskesmas. Pelayanan preventif sangat mungkin dilakukan terhadap segala penyakit yang terjadi di masyarakat dan bahkan dengan kesehatan jiwa.Â
Dengan memfungsikan puskesmas sebagai fondasi dasar, diharapkan dapat mencegah angka gangguan mental yang mengakibatkan pasien harus di rawat di rumah sakit jiwa.
Puskesmas yang tersebar  di setiap kecamatan seluruh provinsi akan memudahkan, dengan penambahan  pelayanan konseling. Dalam hal ini pemerintahan juga harus menambahkan tenaga ahli di setiap puskesmas seperti :psiakter,  psikolog klinis, perawat jiwa ,konselor dan ini akan memiliki dampak yang sangat besar.
Karena terkait dengan penyebab dari gangguan mental itu sendiri sangat luas mencakup segala aspek yang ada baik aspek psikologis, ekonomi, sosial dan bahkan persoalan rumah tangga.