Semula saya hanya melibatkan murid yang ditunjuk oleh wali kelas, tetapi seiring berjalannya waktu, saya memotivasi murid untuk dapat meyakinkan teman-teman sebayanya melalui aksi nyata melalui media sosial sehingga semakin banyak murid yang tertarik untuk bergabung di tim PE.
Sudah dua angkatan terakhir ini yang proses rekrutmennya melalui promosi melalui poster di media sosial dengan sistem seleksi pengetahuan dasar memanfaatkan google formulir. Â Murid yang lebih dulu berproses sebagai PE telah dapat menangkap pesan yang saya sampaikan dan misi yang saya bawa, yaitu menumbuhkan kepemimpinan murid.Â
Mereka berproses bersama melalui diskusi dan juga dinamika yang hangat, saling menghargai dan hampir tidak pernah muncul konflik internal. Kedewasaan berpikir mereka menjadi nilai tambah tersendiri, membuktikan bahwa kegiatan bersama PE mampu menumpuhkan sikap tanggung jawab dan penghormatan yang positif pada murid.Â
Saya sebagai pendamping yang menuntun mereka berproses sangat mengapresiasi perkembangan mereka yang luar biasa dengan memberikan seragam untuk dipakai saat kegiatan dari hasil saya menjadi coach bagi guru lain terkait implementasi pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas. Â
Aksi nyata ini baru awal bagi saya setelah perjuangan panjang untuk meyakinkan diri dan lingkungan bahwa pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas bukan hal yang tabu, tetapi dapat membantu remaja untuk tahu dan bertanggungjawab pada diri dan kesehatannya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H