Mohon tunggu...
Anita Puspitasari
Anita Puspitasari Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang yang berharap eksistensi dirinya berpengaruh positif pada orang di sekitarnya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Be Here or Behind

28 April 2024   15:31 Diperbarui: 28 April 2024   15:39 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"If you can't fly, then run. If you can't run, then walk. If you can't walk, then crawl. But whatever you do, you have to keep moving forward"

 -Martin Luther King Jr.-

"Brakkk !!!" suara peghapus papan tulis yang beradu keras dengan meja guru menggema seantero ruang kelas, dibumbui pertanyaan "Masa begini aja ga bisa? Mau jadi apa kalian ?!" teriak seorang guru dengan suara melengking tiada tanding, sehingga membuat seluruh peserta didik bergeming. Kejadian tersebut adalah penggalan kisah bangku sekolah saya dua puluh tahun yang lalu dan masih terdokumentasi detailnya dalam memori saya hingga saat ini. Apakah Anda pernah mengalaminya sebagai murid ? Atau mungkin pernah melakukannya sebagai seorang guru  ? Hmmm...

Sebagai seorang guru tentunya kita menyadari bahwa terjadi perubahan paradigma pendidikan di Indonesia saat ini dibandingkan pendidikan beberapa puluh tahun yang lalu. 

Perubahan paradigma pendidikan yang terjadi saat ini tidak terlepas dari semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang memungkinkan munculnya berbagai gagasan baru terkait ilmu kependidikan, ilmu psikologi maupun kebijakan-kebijakan pemerintah yang mengikutinya. 

Salah satu kebijakan pemerintah dalam transformasi pendidikan saat ini adalah dengan diberlakukannya Kurikulum Merdeka yang salah satu tujuannya adalah memberikan kemerdekaan bagi peserta didik  untuk dapat mengembangkan potensi dirinya sehingga menjadi manusia merdeka seutuhnya yang mandiri baik secara fisik maupun mentalnya. 

Perubahan merupakan suatu keniscayaan yang tidak dapat kita tepis keberadaannya, maka salah satu jalan untuk menghadapinya adalah dengan cara beradaptasi.

Mengikuti Program Pelatihan Guru Penggerak adalah merupakan cara saya beradaptasi dalam menghadapi semakin dinamisnya dunia pendidikan di Indonesia maupun dunia. 

Tentunya keinginan tersebut juga didasari atas kemauan saya untuk selalu belajar hal-hal baru terkait dunia kependidikan sebagai tanggung jawab moral dan profesional saya kepada Allah SWT. 

Tak perlu dipaksa atau merasa terpaksa, karena saya memilih jalan ini dengan kesadaran penuh sebagai bentuk pengabdian saya terhadap bangsa dan negara, yang walaupun skala nya kecil, semoga apa yang saya lakukan dapat memberi warna cerah bagi pendidikan di Indonesia, minimal bagi orang-orang yang berada di sekitar saya.

Tak harus menjadi guru penggerak untuk bergerak, karena saya pun terbiasa bergerak secara mandiri untuk mengembangkan kompetensi saya sebagai seorang guru. Saya yakin banyak guru-guru hebat di luar sana melakuakn hal yang sama. 

Namun, saya meyakini dengan Program Pelatihan Guru Penggerak yang jika diibaratkan sebagai candradimuka, maka tempat ini adalah sebagai penggemblengan diri agar menjadi pribadi yang terlatih, tangguh dan memiliki resilensi terhadap dinamika pendidikan yang ada saat ini maupun di saat yang akan datang.

Dengan mengikuti program ini saya merasa berada di dalam satu gerbong besar yang melaju di rel yang sama bersama dengan orang-orang yang memiliki keinginan besar memajukan pendidikan di Indonesia.

Harapan saya setelah lulus menjadi guru penggerak adalah saya dapat konsisten memaknai materi-materi yang telah saya dapatkan sebelumnya dan mampu mengaplikasikannya dalam setiap proses pembelajaran di satuan pendidikan tempat saya mengabdikan diri. 

Saya juga berharap kehadiran saya dimanapun berada dapat menjadi motor penggerak perubahan ke arah yang lebih baik lagi bagi lingkungan sekitar saya, sehingga dapat menebarkan manfaat bagi orang lain. 

Dan harapan besar saya, dunia pendidikan Indonesia semakin memberikan ruang kemerdekaan bagi peserta didik dan guru dalam memaknai sebuah pendidikan sebagai jalan membentuk peradaban bangsa, sehingga kebijakan-kebijakan apapun yang dibuat tujuannya adalah demi kemaslahatan generasi sekarang dan yang akan datang.

Mengikuti Program Pelatihan Guru Penggerak merupakan pengalaman berharga bagi saya. Tentu setiap hal memiliki tantangan tersendiri, tak terkecuali dalam program ini. 

Tantangan saya terbesar adalah bagaimana mendapatkan izin dari suami, karena awalnya suami tidak memberikan izin terkait khawatir kondisi kesehatan saya dan kondisi anak-anak di rumah karena nantinya saya akan semakin sibuk, padahal saat itu keinginan saya cukup besar untuk bisa ikut. 

Alhamdulillah dengan diskusi akhirnya suami saya memberikan restu untuk mengikuti program pelatihan ini dan hingga kini merupakan supporter terbesar saya dalam menjalani lika liku program pelatihan ini. 

Awalnya saya merasa kesulitan. Namun, saya mencari tahu tentang program pelatihan ini melalui sosial media dan berdiskusi dengan rekan sejawat yang berada di satuan pendidikan lain yang sudah mengikuti program pelatihan ini, karena di satuan pendidikan tempat saya bertugas belum ada guru penggerak.

Alhamdulillah, setiap tahap saya jalani dengan proses mengumpulkan informasi secara mandiri,  sampai akhirnya saya dinyatakan lulus pada angkatan 9.

 Tantangan selanjutnya adalah ketika menjalani proses Pelatihan Guru Penggerak yang dijadwalkan selama kurang lebih enam bulan. Di awal saya merasa terseok-seok karena masih proses adaptasi dengan sistem pembelajarannya dan menyesuaikan diri dengan teman-teman satu kelompok, Pengajar Praktik dan Fasilitator yang mendampingi. 

Alhamdulillah, saya berada di dalam kelompok yang bisa saling berkolaborasi dan bertoleransi sehingga setiap interaksinya memberikan rasa nyaman di dalam hati. 

Saya juga merasa kesulitan untuk membagi waktu antara pelatihan ini, tanggung jawab di sekolah maupun di rumah. Alhamdulillah seiring dengan berjalannya waktu dan beragam tantangan yang dihadapi,  akhirnya saya bisa beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang kurang ideal tersebut menjadi keadaan yang bisa saya nikmati.

Semua tantangan yang saya jalani tentu mmberikan pengalaman bermakna bagi saya. Pengalaman yang paling saya rasakan makna nya adalah ketika di awal modul. 

Saya mendapat penguatan terkait konsep pendidikan saat ini, saya merasa diingatkan kembali dan disentil dengan filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara tentang bagaimanan memperlakukan manusia sebagai manusia, bahwa setiap manusia, walaupun seorang anak kecil, ia memiliki hak untuk dipenuhi segala kebutuhannya baik secara lahir maupun batin. 

Saya juga semakin menyadari tentang pentingnya peranan guru dalam menuntun peserta didik guna menjadi individu-individu yang mampu berkarya bagi kemajuan bangsa dan negaranya. 

Disisi lain, saya memaknai bahwa program pelatihan ini bukanlah sebuah hasil yang kelak dibuktikan dengan selembar sertifikat.saja. Namun lebih dari itu, ada tanggung jawab yang sangat besar untuk dapat konsisten mengamalkan setiap ilmu yang dimiliki sehingga mampu menjadi pemimpin pembelajaran yang mampu berperan sebagai agen perubahan.

Perubahan yang terjadi tentu harus dimulai dari diri sendiri. Di awal modul pembelajaran kita diajak untuk menyamakan persepsi terkait konsep pendidikan menurut filosofi Ki Hajar Dewantara. 

Dari sini saya merefleksikan kedalam diri saya sejauh mana filosofi tersebut sudah saya terapkan dan belum saya terapkan. Dari awal hingga akhir modul dalam program pelatihan ini kita juga diajak untuk saling berkolaborasi sehingga timbulah insight baru yang dapat mengayakan khazanah pemikiran kita. Semua proses pembelajaran dilakukan secara sistematis sehingga membuat kemampuan berpikir kita semakin terasah dan berkembang. 

Setelah disadari begitu banyak manfaat yang didapatkan dan keinginan untuk berbagi, maka munculah dorongan untuk membuka ruang diskusi antar rekan sejawat di sekolah baik bincang secara informal maupun formal. Diskusi yang saya lakukan merupakan bentuk kemitraan, sehingga diskusi berjalan dalam suasana positif dan membangun. 

Alhamdulillah, berkat kepercayaan rekan-rekan sejawat di sekolah, saya menjadi salah satu tempat rujukan dalam mencari solusi terhadap permasalahan yang terjadi di sekolah. 

Dengan Program Pelatihan Guru Penggerak yang saya ikuti saya memiliki modal ilmu dan pengalaman dalam mencari celah bergerak dan menggerakkan orang lain dengan kesadaran penuh, tanpa ada paksaan. 

Salah satunya adalah dengan Komunitas Belajar di sekolah kami yang sudah berjalan dengan sistem yang baik. Saya membuat konsep awal Komunitas Belajar ini, sampai akhirnya saya mencari cara agar semua rekan guru di sekolah memiliki peranan di komunitas ini sehingga dapat berperan aktif sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Sampai saat ini, Alhamdulillah semua terlibat aktif sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan dan menjalankannya dengan amanah.

Banyak hal yang saya dapatkan dalam program pelatihan ini, salah satunya adalah ketika melakukan aksi nyata pada setiap sub modulnya. Berawal dari materi tentang segitiga restitusi, saya kaitkan dengan salah satu peserta didik saya yang sering kali tidak masuk sekolah karena kesiangan atau alasan lain selain sakit. Pada buku absen saya, pada setiap pekannya ada saja keterangan tidak masuk karena peserta didik tersebut. Sudah ditegur dan dinasihati beberapa kali, namun tak lama mengulangi lagi. 

Sebelum mempraktikkan segitiga restitusi, saya pelajari benar tentang teori kontrol dan teori tentang kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi, sehingga ketika melakukan praktik segitiga restitusi saya benar-benar memahami alurnya. Ketika saya mempraktikkan kepada peserta didik tersebut, anak tersebut terbuka untuk menceritakan kondisi keluarganya dan kesulitan yang ia alami di rumah. 

Disitulah saya memahami keadaannya dan bijaksana dalam menyikapi alasan kenapa ia sering tidak masuk sekolah karena kesiangan. Setelah melakukan segitiga restitusi sekali, saya melihat ada perubahan sedikit dari dalam dirinya, kesiangannya tak sesering dulu.Sampai pada akhirnya tulisan ini ditulis saya melihat perubahan besar pada dirinya dengan menjadi peserta didik yang rajin hadir di sekolah walaupun dalam kondisi sakit dan terpaksa pulang sekolah sebelum waktunya.

Aksi nyata lain adalah terkait materi coaching untuk supervisi akademik. Dalam aksi nyata ini, saya medapatkan konsep baru tentang supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah dan guru yang sangat berbeda prosesnya dari yang saya alami selama menjadi guru. 

Sebelumnya saya memahami supervisi akademik hanya mengumpulkan administrasi guru terkait proses pembelajaran di kelas yang jika dibuat akan sangat tebal halamannya. Administrasi tersebut lalu ditumpuk dan dikumpulkan di ruang kepala sekolah untuk ditandatangani dan distempel, dikembalikan ke guru yang bersangkutan kemudian selesai. 

Dengan mempelajari materi coaching untuk supervisi akademik, konsep tersebut berubah total dengan adanya tahapan pra observasi-observasi-pasca observasi dalam supervisi akademik, sehingga dengan tahapan ini terasa lebih mengena perubahannya pada guru guna memperbaiki kualitas pembelajaran guru tersebut di kelas.

Dan pada saat ini, adanya kebijakan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan pola coaching membuat saya memahami dan mengetahuinya terlebih dahulu sehingga dapat berdiskusi dan berbagi dengan kepala sekolah dan rekan sejawat lain terkait konsep dan teknis pelaksanaannya.

Atas segala proses yang telah dilewati, kiranya tak henti rasa syukur kepada Allah SWT yang telah menggariskan takdir untuk ikut serta dalam barisan Calon Guru Penggerak Angkatan 9. Juga kepada suami, anak-anak serta orang tua yang telah menjadi penyemangat utama saya hingga di titik ini.

Tak lupa kepada Keluarga Besar SD Negeri Petukangan Utara 09 Pagi yang telah memberikan ruang pada saya untuk terus memperbaiki diri hingga ikut berkontribusi, kepada seluruh murid kelas 6a yang telah memberi kesempatan kepada saya mengambil peran dalam menuntun proses belajar di kelas. dan tak lupa kepada Fasilitator Bapak Adrianus Ranta, pejuang sinyal nun jauh di sana, yang selalu bersemangat membersamai kami, serta jajaran Pengajar Praktik Ibu Saptin dan Ibu Wiwik Sulistiani, mami tercinta yang telah mendampingi dengan penuh kesabaran. Teruntuk pula untuk rekan seperjuangan dalam kelompok, Bapak dan Ibu guru hebat Sri Restioningsih, Sri Mukaromah, Iman Choirul Rifa'i, Wida Wakhid Kurnia Imsa, Dewi Iriani, Faustinus, Ai Zatuddiyanah , Budi Rianto dan Usman Sobari yang telah memberikan rona indah dalam kolaborasi selama ini.

 Mari bersama terus bergerak, tergerak dan menggerakkan.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun