Mohon tunggu...
Anita Puspitasari
Anita Puspitasari Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang yang berharap eksistensi dirinya berpengaruh positif pada orang di sekitarnya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 1.4: Budaya Positif

17 Oktober 2023   20:26 Diperbarui: 17 Oktober 2023   20:31 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Kemedikbudristek

Apa yang kita percaya sebagai kelas atau keluarga?

Apa nilai-nilai umum yang kita telah sepakati?

Hal yang menarik menurut saya adalah mempelajari posisi kontrol karena saya selama ini menjalankan posisi kontrol poin 1-4. Saya baru mengetahui adanya fungsi manajer pada fungsi kontrol dan berusaha memahaminya.Selain itu saya tertarik dengan konsep segitiga restitusi yang belum pernah saya terapkan sebelumnya. Menurut saya hal ini menarik karena dengan merapkan segitiga restitusi dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada murid dengan menimbulkan keyakinan dan kesadaran untuk mencari solusi dari dalam dirinya sendiri.

Perubahan yang terjadi pada saya setelah mempelajari modul ini adalah saya menyadari posisi kontrol yang biasa saya lakukan yang sebelumnya saya berada di posisi 1-4, seharusnya saya menempatkan diri sebagai manajer dengan cara menangani permasalahn murid dengan menggunakan segitiga restitusi. Saya juga bahwa permasalahan yang muncul dari murid berasal dari belum terpenuhinya kebutuhan dasar mereka seperti kebutuhan bertahan hidup, cinta dan kasih sayang, kesenangan, penguasaan, dan kebebasan.

Pengalaman yang pernah saya alami terkait penerapan konsep ini adalah saya menangani siswa yang tidak membawa buku pelajaran dan murid yang mengolok-olok orangtua temannya, sehingga terjadi pertengkaran.Saya menggunakan segitiga restitusi untuk membantu murid menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.

Perasaan saya ketika mengalami hal-hal tersebut adalah saya merasa tertantang untuk menahan diri tidak sebagai posisi penghukum. Saya juga tertantang untuk mengendalikan kalimat yang keluar dari mulut saya agar sesuai dengan proses segitiga restitusi.

Hal yang sudah baik menurut saya adalah sudah mulai muncul motivasi internal pada murid untuk melaksanakan budaya positif sesuai dengan nilai-nilai kebajikan yang diyakini. Yang harus diperbaiki adalah memposisikan diri sebagai manajer terutama dalam hal menata kalimat-kalimat yang keluar dari mulut saya sehingga dapat memunculkan kesadaran diri dari murid untuk memaknai nilai kebajikan.

Sebelumnya saya pernah berada diposisi penghukum. Saat saya menghadapi murid yang melakukan kesalahan atau pelanggaran di sekolah, maka saya akan memarahinya dan memberikan hukuman sesuai dengan keinginan saya walaupun saya tidak pernah memberikan hukuman secara fisik. Pernah juga saya berada diposisi pembuat merasa bersalah. Biasanya saya diposisi ini ketika saya sudah merasa putus asa karena murid yang melanggar aturan setelah diberi hukuman beberapa kali tidak juga jera. Selain itu, saya juga pernah berada di posisi teman karena saya merasa dekat dengan murid-murid, sehingga menurut saya akan tampak perubahan nyata jika kita dapat membersamai murid dengan posisi teman. Saya juga pernah menjadi pemantau, dan saat ini posisi tersebut yang sering saya lakukan. Perasaan saya saat berada di posisi kontrol ini adalah saya merasa heran karena murid masih mengulang kesalahan atau pelanggaran. Setelah mempelajari modul ini, maka saya memposisikan diri sebagai manajer dan perasaan saya adalah merasa tertantang karena hal ini merupakan posisi baru yang belum saya coba. Perbedaannya saya lebih tenang dan bijaksana ketika berhadapan dengan murid yang bermasalah karena kalimat yang saya gunakan benar-benar saya pikirkan kebermanfaatannya.

Saya ingat pernah melakukannya pada tahap validasi tindakan yang salah.Biasanya saya menanyakan "Mengapa kamu melakukan itu?" walaupun masih dengan nada tinggi.

 

Hal yang penting dilakukan untuk dipelajari dalam menciptakan budaya positif di sekolah adalah adanya pemahaman dan kolaborasi di lingkungan sekolah untuk secara sadar dan bersama-sama menciptakan budaya positif di sekolah. Budaya positif di sekolah tercipta karena adanya lingkungan yang positif dan lingkungan positif akan tercipta dengan adanya pembiasaan-pembiasaan positif yang dilakukan secara komsisten.Menyusun program sekolah yang dapat menstimulus budaya positif bagi setiap warga sekolah saya rasa mutlak diperlukan dan tak lupa adanya monitoring dan evaluasi secara berkala agar program sekolah dapat berjalan dengan optimal.

           

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun