Mohon tunggu...
Anita Permata Sari Harefa
Anita Permata Sari Harefa Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Mahasiswi Matematika di IAIN Takengon angkatan 2016 Anggota biasa Himpunan Mahasiswa Islam HmI Cabang Takengon Komisariat IAIN Takengon. Saat ini telah menjadi guru honorer di Sekolah Swasta yaitu SMP DAMUHA ACEH TENGAH, bidang yang di tekuni dan di ampu adalah mata pelajaran matematika.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Aku dan Segala Inginku

18 Maret 2022   23:31 Diperbarui: 18 Maret 2022   23:33 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gabut,  itulah yang sedang kuhadapi. Sebagaimana anak muda zaman sekarang mengartikan "Gabut sebagai kondisi yang bimbang, risau dan  badmood. Segalanya seolah menjadi padu dalam satu kata yang familiar di telinga anak gaul seat ini yaitu "Menggalau". 

Yaps,  momen dimana seseorang berada dalam tingkatan dilema tertentu terhadap hal yang sedang dihadapi atau segala yang tersirat di pikiran. 

Sebenarnya kekhawatiranku bermula setelah lulus mengikuti ceremonial sebagai wisudawati di kampus.  Sejenak bisikan hati berkata "Selanjutnya bagaimana?, akan kemana kita? " itu yang ku tanya pada diriku.  Setelah ini akan kemana langkah bertuju.?

Artinya sudah hampir 3 bulan lulus sarjana namun hingga saat ini masih belum mendapat pekerjaan apapun. Sempat mengikuti beberapa lowongan kerja sebagai tenaga pendidik dan masih di tolak oleh instansi terkait. 

Ya,  aku sih sadar diri dengan tidak adanya pengalaman mengajar pasti akan sulit mendapat kepercayaan atasan tempat bekerja. Kurang lebih sudah 4 kali lamaranku di kembalikan,  mau bagaimana lagi? menjadi lulusan sarjana langsung dapat pekerjaan saat ini sangatlah sulit.  Juga tidak banyak orang yang seberuntung itu. 

Malam ini melarutkan kembali analisaku tentang suatu hal,  bahwa mungkin saja Allah ingin mewujudkan mimpiku yang lain. Telah ku bisikkan pada malam-malam sunyi sebelumnya. Yah  mungkin saja.  Jika pun tidak maka harus berupaya lebih banyak lagi,  aku mengerti tentang hal itu.  Namun batinku juga menentang "Sampai kapan? "

Sampai kapan aku akan menanti pekerjaan tetap hadir untukku? Bukankah pemikiran yang bodoh sekali !.  Tentu saja tidak ada yang sepraktis itu, apa lagi menunggu rizki turun dari langit. Mustahil,  sebutanya  sudah akan berubah menjadi ngimpi di siang bolong hahhaha.  :) 

Oleh karena itu,  ini merupakan kritikal momen yang ku hadapi.  Pertentangan antara gejolak hati dan pikiran di bumbui lagi dengan pandangan orang.  Memang tidak benar jika kita fokus pada apa yang orang lain bicarakan tentang diri kita, Namun salah juga jika harus di abaikan mentah-mentah. Mungkin saja apa yang mereka sampaikan ada benarnya juga kan.  Ketiga hal ini membuat otak ku sangat berantakan seperti benang kusut yang kehilangan simpulnya.

Selama ini yang kulakukan adalah tetap mengajar,  dengan harapan menjaga pikiranku tetap waras,  karena ini adalah passionku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun