Mohon tunggu...
Anita Khan
Anita Khan Mohon Tunggu... -

Tegakkan Bhineka Tunggal Ika

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menakar Ketidakwarasan Janji-janji Agus Harimurti

26 November 2016   19:17 Diperbarui: 27 November 2016   02:25 4377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bagaimana dengan bantuan sebesar 1 Milyar untuk RT/RW? Kompas.com melaporkan, jumlah ketua RW di DKI Jakarta adalah 2.709 orang. Sementara itu, ada 30.246 ketua RT. Kalau kita mempergunakan jumlah RW, maka tinggal kita kalikan 2.709 dengan 1 Miliar, jumlahnya adalah 2,709 Triliun pertahun. Jumlah itu berbeda kalau yang diberi bantuan ternyata seluruh RT yang ada di Jakarta. Gila!

Membaca penjelasan tersebut di atas, kita dipusingkan dengan angka yang fantastis. Namun, hanya ada satu kata untuk menilai fakta itu, bahwa program kerja AHY hanyalah janji-janji politik yang sarat materi. Program menggiurkan tapi miskin nilai. Program mengerikan sehingga perlu benar-benar dipantau. Program kerja konkrit dari pasangan yang miskin ide. Banyak yang menilai, justru ini merupakan pembodohan untuk rakyat Jakarta karena meninabobokkan mereka dalam waktu sementara untuk sensara setelahnya. 

Rakyat dibuat bergantung dengan bantuan seupil. Kita perlu sepakat, bahwa ini adalah “trobosan” memalukan untuk memenuhi serapan anggaran yang tinggi. Kalau begitu, biar APBD-nya cepat terserap, bikin saja program bagi-bagi seperti ini. Inilah orang-orang yang tidak mengerti perbedaan keadilan sosial di sila kelima Pancasila dengan bantuan sosial.

Disamping itu, jika program konkrit yang ditawarkan adalah bagi-bagi uang dan sarat materi seperti ini, justru menjadi tamparan telak bagi warga Jakarta karena harga diri mereka diangkakan dengan nominal yang sedemikian murah. Padahal, rakyat Jakarta mempunyai harga diri, yang tidak bisa dibeli dengan uang sebesar apapun. AHY dengan bantuannya sebesar 5 juta pertahun berarti telah membeli harga diri rakyat miskin Jakarta dengan harga sebegitu murahnya. Ini adalah penghinaan dan pelecehan. Bagi yang rela menerimanya berarti telah menjual harga dirinya. Rakyat Jakarta lebih membutuhkan kebijakan yang memanusiakan. Pemerintah secara konstitusional mempunyai kewajiban untuk menyejahterakan rakyatnya, tapi bukan dengan cara murahan seperti ini.

Untuk orang-orang waras, tentu bisa dengan mudah menemukan ketidakwarasan janji-janji AHY dalam Pilkada DKI Jakarta. Jadi jangan main-main dengan harga diri rakyat Jakarta. Mereka tidak butuh uang cash untuk memberikan suara karena mereka punya harga diri. Biasanya yang menjual program bagi-bagi seperti ini akan menemukan jalannya sendiri menuju kekalahan. Untuk apa memilih calon yang tidak bisa menyontohkan kesederhanaan dan programnya hanya bagi-bagi uang?

Mari, sekali-kali kita berpikir pintar... Inilah calon gubernur, calon penista anggaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun